Kamis 10 Jan 2019 14:30 WIB

Trump Gebrak Meja, Shutdown Pemerintahan AS Berlanjut

Trump bersikukuh ingin kongres mendanai proyek pembangunan tembok di perbatasan.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump keluar dari perundingan yang membahas mengenai shutdown dengan Partai Demokrat di Kongres, pada Rabu (9/1). Trump mengatakan, negoisasi itu hanya membuang buang waktu setelah Demokrat kembali menyatakan menolak untuk mendanai pembangunan tembok di perbatasan AS dengan Meksiko.

"Baru saja meninggalkan pertemuan dengan Chuck dan Nancy, buang-buang waktu saja," tulis Trump di Twitter, merujuk pada Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer (Demorkat-New York) dan Ketua House Nancy Pelosi (Demokrat-Kalifornia).

"Saya bertanya apa yang akan terjadi dalam 30 hari jika saya cepat-cepat membuka (shutdown) ini, apakah Anda akan menyetujui Keamanan Perbatasan yang mencakup Tembok atau Pembatas Baja? Nancy berkata, 'TIDAK'. Saya mengatakan selamat tinggal, tidak akan berhasil!" tambah Trump.

Setelah pertemuan itu, Schumer dan Pelosi mengecam Trump karena menolak untuk membuka kembali pemerintahan, seperti yang mereka lakukan malam sebelumnya. Schumer melihat kemarahan Trump karena tak mendapatkan kemauannya. 

"Sekali lagi, kami melihat kemarahan karena dia tidak bisa mendapatkan keinginannya," kata Schumer kepada wartawan di luar Gedung Putih, Rabu (9/1).

Schumer mengatakan, Trump membanting meja dan berjalan keluar. Di akun Twitter pribadinya, Trump kembali menulis, "Saya mengucapkan selamat tinggal"

Pemerintah AS telah ditutup sebagian selama hampir 19 hari, setelah Partai Demokrat di kongres menolak untuk mendukung rancangan undang-undang yang akan mengalokasikan 5,7 miliar dolar AS untuk membangun tembok perbatasan.

Partai Demokrat mengambil alih House pada 3 Januari. "Ini adalah krisis ... ini adalah krisis kemanusiaan, ini adalah krisis keamanan. Dan kenyataannya, tembok itu berfungsi," kata Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Kirstjen Nielsen, dikutip RT.

Sekitar 800 ribu pekerja federal akan segera kehilangan gaji pertama mereka, dan masing-masing pihak menuduh pihak lain mengabaikan kebutuhan dan kepentingan pegawai.

Sebelum pertemuan dengan Partai Demokrat, Trump mengatakan dia akan bersedia untuk mengumumkan keadaan darurat nasional jika perundingan itu gagal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement