Ahad 13 Jan 2019 04:23 WIB

Pilot Drone Muslimah Berhasil Petakan Kawasan Zanzibar

Beberapa daerah di Afrika masih menghadapi masalah kurangnya peta yang akurat.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Uroa Bay Beach di Pulau Zanzibar, Tanzania, salah satu destinasi wisata di Zanzibar
Foto: EPA/TOLGA BOZOGLU
[ilustrasi] Uroa Bay Beach di Pulau Zanzibar, Tanzania, salah satu destinasi wisata di Zanzibar

REPUBLIKA.CO.ID, TANZANIA -- Beberapa bagian Afrika menghadapi masalah besar karena kurangnya peta yang akurat. Padahal, itu sangat penting untuk lembaga bantuan bencana, pemerintah daerah, dan orang-orang yang mencari tempat aman untuk membangun rumah.

Khadija Abdulla Ali, perempuan Muslim menjadi pilot pesawat tak berawak atau drone di kepulauan Zanzibar, Tanzania. Ia adalah anggota dari Inisiatif Pemetaan Zanzibar. Sejak awal 2016 ia mengupayakan negara-negara Afrika dapat mendekati tantangan geospatial mendesak yang dihadapi.

Dia tidak pernah bermimpi bahwa karirnya akan terlihat seperti ini. "Aku bekerja sangat keras. Aku bekerja 24 jam sehari untuk mengambil gambar, memproses data. Keluargaku bertanya-tanya untuk apa aku melakukannya, tapi itu sangat berharga," ujar Khadija dikutip BBC, Ahad (13/1).

Di belakang penerbangan pesawat tak berawak ini adalah Menteri Pertanahan Zanzibar, Muhammad Juma Muhammad. Sebagai seorang arsitek dengan pelatihan, dia bergulat dengan pertumbuhan kota dan kebutuhan para wisatawan yang menopang perekonomian lokal. Menurut dia, permukiman luas tidak menarik bagi siapa pun di pulau yang indah dan sadar-ruang ini.

"Di Afrika, kami tidak menciptakan ruang bagi manusia. Untuk berjalan di jalan di Zanzibar kamu harus bernegosiasi dengan mobil. Kita harus memiliki trotoar, ruang untuk anak-anak untuk bermain, untuk orang tua, untuk orang cacat," jelas Juma.

Dia percaya peta dapat merekayasa perubahan sosial. Ia ingin sampai pada tahap dapat merencanakan rumah sakit di peta, mengeluarkan sertifikat keamanan bangunan, dan memberi tahu orang-orang keberadaan lokasi sekolah-sekolah setempat.

"Kami bahkan mungkin dapat mulai mengenakan pajak pada properti mereka karena kami memiliki pemahaman yang lebih baik tentang siapa yang memiliki apa yang sekarang," lanjut dia.

Inisiatif Pemetaan Zanzibar adalah latihan pemetaan pesawat tak berawak terbesar di dunia. Proyek ini terinspirasi oleh kegiatan lintas air di Dar Es Salaam, di daratan Tanzania, yang sebagian didanai oleh Departemen Pembangunan Internasional Inggris.

Di Tanzania, kebutuhan akan peta yang lebih baik menjadi akut karena kota ini adalah salah satu yang paling cepat berkembang di dunia, menyerap seribu orang per hari. Sensus terakhir pada tahun 2012 memperkirakan populasi menjadi 4,36 juta. Bahkan sekarang hampir enam juta dan terus meningkat.

Pihak berwenang tidak bisa mengimbangi karena banyak area pendatang baru. Akan tetapi, data tidak muncul pada peta secara terperinci, secara resmi, para pendatang baru tidak ada.

Tidak ada yang diketahui tentang mereka. Akibatnya, mereka tidak memiliki fasilitas dasar, seperti saluran pembuangan dan pengumpulan sampah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement