Selasa 15 Jan 2019 11:40 WIB

Presiden Gabon Kembali ke Negaranya Usai Kudeta Gagal

Bongo menjalani perawat di Rabat usai terkena stroke.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Gabon Ali Bongo Ondimb.
Foto: AP Photo/Francois Mori
Presiden Gabon Ali Bongo Ondimb.

REPUBLIKA.CO.ID, DAKAR -- Presiden Gabon, Ali Bongo kembali ke negaranya pada Senin (14/1) waktu setempat setelah tiga bulan menjalani perawatan medis. Ia pulang setelah sempat terjadi upaya kudeta di negaranya yang kemudian berhasil digagalkan.

Seperti dilansir dari Anadolu Agency, Selasa (15/1), Bongo meninggalkan ibu kota Maroko, Rabat, tempat ia dirawat, untuk menghadiri upacara pengambilan sumpah dari pemerintahan baru yang ditunjuknya akhir pekan lalu. Pengambilan sumpah ini dilakukan pada Selasa (15/1) waktu setempat.

Bongo pun diperkirakan akan kembali ke Rabat untuk menjalani perawatan medis kembali setelah menghadiri upacara dan rapat kabinet.

Sejak Oktober lalu Bongo telah meninggalkan ibu kota Gabon, Libreville, pascaterkena stroke saat menghadiri sebuah pertemuan puncak di Arab Saudi.

Baca juga, Pemerintah Gabon Gagalkan Kudeta Militer.

Bongo kemudian bertolak ke Maroko atas undangan Raja Mohammed VI untuk perawatan medis lebih lanjut. Dia dipulangkan dari rumah sakit di sana pada 6 Desember.

Aljazirah melaporkan, Bongo dilahirkan di Kota Brazzaville, Kongo, pada 1959 dari seorang ibu yang masih berusia 15 tahun pada saat itu. Ia lahir sebelum orang tuanya resmi menikah. Selama 50 tahun terakhir, keluarga Bongo telah mendominasi Gabon yang sepertiga penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan.

Bongo berkuasa di Gabon dalam pemilihan yang digelar usai kematian ayahnya, Omar Bongo, pada 2009. Omar Bongo telah memerintah negara itu selama 41 tahun. Sejak 2009 itulah, Gabon diguncang kekerasan sporadis lantaran hasil pemilihan di tahun itu dipertanyakan oleh oposisi politik negara itu.

Pekan lalu, pemerintah Gabon berhasil menggalkan upaya kudeta yang dilancarkan beberapa anggota militer. Juru bicara pemerintah, Guy-Bertrand Mapangou mengatakan tentara yang secara singkat mengambil alih stasiun radio nasional telah ditangkap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement