Kamis 14 Feb 2019 11:02 WIB

Gadis yang Gabung ISIS Ini Minta Balik ke Inggris

Shamima Begum kini sedang mengandung sembilan bulan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Amira Abase (kiri), Kadiza Sultana (tengah) dan and Shamima Begum (kanan) saat bertolak ke Turki untuk bergabung ISIS pada 2015 lalu.
Foto:
Amira Abase (kiri), Kadiza Sultana (tengah) dan and Shamima Begum (kanan) saat bertolak ke Turki untuk bergabung ISIS pada 2015 lalu.

Begum menilai, kekhalifahan ISIS sudah berakhir dan kelompok mereka semakin mengecil. Sebab, banyak penindasan dan korupsi yang terjadi sehingga Begum berpikir kelompok ISIS tidak akan menang.

Begum mengatakan, sebelumnya dia telah memiliki dua anak. Namun keduanya meninggal dunia. Anak pertamanya, seorang perempuan meninggal pada usia 1 tahun 9 bulan, karena sakit dan kekurangan gizi. Anak tersebut dimakamkan di Baghuz satu bulan yang lalu.

Kemudian, anak keduanya yang berjenis kelamin laki-laki dan berusia delapan bulan juga meninggal dunia sekitar tiga bulan lalu karena sakit parah, dan kekurangan gizi. Bagum sempat membawa anak keduanya ke rumah sakit, namun tidak ada obat-obatan dan staf medis yang memadai.

Begum tidak ingin anak ketiga yang sedang dikandungnya mengalami hal serupa seperti kedua anak sebelumnya. Kekhawatiran tersebut yang mendorong Begum untuk meninggalkan Baghuz. Selain itu, dia juga takut apabila bayinya akan jatuh sakit ketika lahir di kamp pengungsian.

"Saya tidak bisa menanggung penderitaan dan kesulitan di medan perang, namun saya juga takut kalau anak yang dilahirkan nanti akan mati. Itu sebabnya saya ingin sekali kembali ke Inggris agar anak saya bisa terurus dengan baik, terutama dari segi kesehatan," kata Begum.

 

Pengacara yang mewakili keluarga Begum, Tasnime Akunjee mengatakan, Begum harus diizinkan kembali ke Inggris. Dia berharap, pejabat anti terorisme dapat mempertimbangkan Begum sebagai korban. "Saya sangat bersyukur dia masih hidup, dia menderita trauma dan siapa pun yang kehilangan dua anak pasti membutuhkan banyak bantuan," kata Akunjee.

Bergabungnya warga negara Inggris dengan kelompok ISIS menjadi mimpi buruk bagi otoritas Inggris. Komando anti terorisme Scotland Yard telah melakukan pemeriksaan apakah Shamima Begum terlibat dalam kegiatan yang dapat membahayakan keamanan Inggris.

Sementara itu, MI5 dan MI6, agen-agen intelijen Inggris, serta polisi anti terorisme menilai ada bahaya yang mungkin ditimbulkan karena keputusan Begum untuk memilih meninggalkan Inggris, dan bergabung dengan ISIS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement