Kamis 14 Feb 2019 12:04 WIB

Oposisi Venezuela Coba Rebut Pengelolaan Minyak dari Maduro

Maduro menyebut lawan politiknya membujuk AS untuk melakukan intervensi di Venezuela.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Pemimpin Majelis Nasional Juan Guaido memproklamirkan diri sebagai presiden sementara Venezuela di Central University of Venezuela di Caracas, Jumat (8/2).
Foto: AP Photo/Ariana Cubillos
Pemimpin Majelis Nasional Juan Guaido memproklamirkan diri sebagai presiden sementara Venezuela di Central University of Venezuela di Caracas, Jumat (8/2).

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Oposisi Venezuela yang mengontrol kongres membentuk dewan sementara perusahaan minyak negara PDVSA. Pembentukan dewan ini sebagai upaya untuk merebut keuntungan sektor perminyakan dari Presiden Nicolas Maduro yang kini sudah semakin terisolasi.

"Kami melangkah maju dengan merekonstruksi PDVSA," kata ketua oposisi yang mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara Juan Guaido, Kamis (14/2).

Maduro mengecam Guaido dengan mengatakan pemimpin badan legislatif Venezuela, National Assembly itu akan segera dibawa ke pengadilan karena melanggar konstitusi.

Meskipun banyak negara-negara Barat yang mengakui Guaido sebagai kepala negara tapi Maduro masih mengusai institusi negara Venezuela.  Di sisi lain Guaido membutuhkan dana jika ia ingin membentuk pemerintahan sementara.

Baca juga,  Venezuela Hadapi Krisis Ekonomi, Maduro Minta Bantuan Cina.

Menguasai kilang PDSVA milik perusahaan AS Citgo Petroleum dapat membantunya untuk memperoleh dana. Tapi merebut PDVSA sendiri tampaknya tidak mungkin selama Maduro masih berkuasa.

"Dengan keputusan ini kami tidak hanya melindungi aset Venezuela tapi juga untuk menghindari kehancuran terus berlanjut," kata Guaido.

Penghasilan minyak PDVSA turun ke posisi terendah mereka dalam 70 tahun. Hal ini disebabkan utang yang berlebihan, korupsi yang meluas dan buruknya perawatan infrastruktur.

Pada 28 Januari lalu pemerintahan Donald Trump yang mendukung Guaido sudah memberikan sanksi kepada sektor perminyakan Venezuela. Sanksi itu bertujuan untuk mengekang ekspor ke Amerika Serikat (AS) dan meningkatkan tekanan kepada Maduro.

Gedung Putih mengatakan, pekan depan Trump akan memberikan pidato tentang Venezuela di Florida International University di Miami. Di sana ia akan menyuarakan dukungnya kepada Guaido dan menekankan 'bahayanya sosialisme'.

Dewan Citgo yang baru berisi tiga orang Venezuela dan satu orang warga Amerika.  Angel Olmeta, Luis Urdaneta dan Edgar Rincon adalah orang Venezuela yang akan menjadi dewan di Citgo.

Belum diketahui bagaimana dewan baru ini akan mengambil alih kontrol Citgo. Salah seorang sumber yang dekat dengan persoalan ini mengatakan tampaknya dewan baru ini akan dituntut ke pengadilan.

Citgo dan PDVSA belum menanggapi permintaan komentar tentang hal ini. Sementara itu pejabat keamanan Bulgaria mengatakan mereka sudah memblokir beberapa akun rekening yang menerima jutaan euro dari PDVSA.

Salah seorang tim diplomasi Guaido mengatakan kini mereka memiliki 'kemampuan' untuk menggunakan rekening bank milik kedutaan besar Venezuela di AS. Walaupun mereka belum berencana untuk menggunakannya sekarang ini.

Tiga pekan lalu Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara. Deklarasi ini dilakukan karena menurutnya, Maduro telah mencurangi pemilihan umum tahun lalu.

Sementara itu dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Lebanon al-Mayadeen TV Rabu (13/2) kemarin, Maduro mengatakan Guaido mencoba untuk memecah belah Venezuela. Ia juga menuduh Guaido membujuk pemerintah Trump untuk meluncurkan intervensi asing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement