Jumat 22 Feb 2019 06:05 WIB

Putin: Rusia Siap Hadapi Krisis Rudal Baru dengan AS

Putin sebut Rusia memiliki rudal yang dapat menjangkau teritorial AS.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Vladimir Putin
Foto: EPA/Alexey Nikolsky
Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putih mengatakan, Rusia siap secara militer untuk menghadapi Krisis Rudal Kuba lain jika Amerika Serikat (AS) menginginkannya. Hal itu disampaikan Putin dalam pidato kenegaraan pada Rabu (20/2 saat membahas ketegangan Rusia dengan Amerika Serikat ( AS) terkait nuklir.

Putin telah memperingatkan AS untuk tidak coba-coba menempatkan rudal di Benua Eropa menyusul ambruknya Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF). Menurut Putin, militer Rusia memiliki keunggulan dalam hal serangan nuklir.

Baca Juga

Krisis Rudal Kuba meletus pada 1962 ketika Moskow menanggapi penempatan rudal AS di Turki dengan mengirimkan rudal balistik ke Kuba. Dunia pun di ambang perang nuklir.

Kini, lebih dari lima dekade kemudian, ketegangan kembali meningkat di tengah kekhawatiran Rusia bahwa AS akan mengerahkan rudal nuklir jarak menengah di Eropa.

Putin menegaskan, Rusia akan mengikuti langkah AS untuk mengerahkan rudal baru yang lebih dekat ke Amerika Serikat. "Namun jika ada yang menginginkannya, kami sudah siap. Saya telah mempersiapkan jika kondisi itu terjadi, Senjata kami tidak diam. Senjata kami dinamis. Jadi mereka (AS) harus berjuang untuk menemukannya," kata Putin.

Putin juga merinci peringatannya untuk pertama kalinya, bahwa  Rusia dapat mengerahkan rudal hipersonik pada kapal dan kapal selam yang dapat mengintai di luar perairan teritorial AS. Itu jika Washington sekarang pindah untuk menggunakan senjata nuklir jarak menengah di Eropa.

"(Kita berbicara tentang) kendaraan pengiriman laut, kapal selam atau kapal permukaan. Dan kita bisa meletakkannya, mengingat kecepatan dan jangkauan (misil kita) ... di perairan netral. Ditambah lagi mereka tidak diam, mereka bergerak dan mereka harus menemukannya," kata Putin.

Sementara Kementerian Luar Negeri AS menilai peringatan dari Putin sebagai propaganda. Menurutnya, peringatan itu dirancang untuk mengalihkan perhatian dari pelanggaran Moskow terhadap Perjanjian Nuklir Jangka Menengah (INF).

Dalam perjanjian itu melarang Rusia dan Amerika Serikat menempatkan rudal-rudal berbasis darat jarak pendek dan menengah di Eropa.

Putin mengatakan dia tidak ingin perlombaan senjata dengan Amerika Serikat, tetapi dia tidak akan punya pilihan selain bertindak jika Washington mengerahkan rudal baru di Eropa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement