Kamis 28 Feb 2019 17:56 WIB

Kisah Pilot India Ditembak, Selamat, dan Ditangkap Pakistan

Dua jet tempur India ditembak jatuh oleh Pakistan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Kashmir
Kashmir

REPUBLIKA.CO.ID, KASHMIR -- Mohammad Razzaq Chaudhry (58 tahun) tak mengira akan menyaksikan pertempuran udara di daerah rumahnya di desa Horra'n yang terletak sekitar tujuh kilometer dari Garis Kontrol Kashmir atau Line of Control (LoC), perbatasan de facto antara Pakistan dan India. Pada Rabu (27/2) malam, dia melihat bagaimana dua jet tempur India terbakar di udara, satu di antaranya menghunjam tanah dengan kecepatan tinggi.

Di tengah gulita, Chaudhry, yang juga seorang aktivis sosial dan politik, melihat sebuah parasut mengawang di udara. Yang dilihatnya tak lain merupakan pilot jet tempur India yang ditembak jatuh Pakistan. "Seorang pilot keluar dari parasut dengan selamat," kata dia, dikutip laman Dawn, Kamis (28/2).

Baca Juga

Pilot itu mendarat sekitar satu kilometer dari kediamannya. Melihat kejadian tersebut, Chaudhry lantas menghubungi anak-anak muda di desanya. Dia meminta mereka agar tidak mendekati puing-puing pesawat hingga militer datang ke lokasi.

Setelah itu, Chaudhry dan anak-anak muda di desanya menghampiri pilot India yang selamat. Pilot itu teridentifikasi sebagai Komandan Wing Abhi Nandan. Sesaat setelah mendarat, Nandan sempat bertanya kepada orang-orang yang menghampirinya di mana dia berada.

Seorang anak muda menjawab di Qilla'n. Nandan mengatakan kepada mereka bahwa punggungnya patah dan dia membutuhkan air minum. Namun, Nandan sempat memekikkan beberapa slogan.

Beberapa pemuda yang tidak dapat mencerna arti slogan-slogan tersebut tersulut emosinya. Mereka kemudian meneriakkan Zindabad (Panjang Umur) tentara Pakistan. Mendengar teriakan itu, Nandan segera melepaskan tembakan ke udara.

Karena merasa terancam, anak-anak muda di sana segera mengepal batu di tangannya. Menurut Chaudhry, Nandan sempat berlari sekitar setengah kilometer sambil menodongkan pistol ke arah anak-anak muda yang mengejarnya.

Nandan mulai merasa terdesak. Dia kemudian melepaskan beberapa tembakan lagi ke udara. Namun hal itu gagal menakuti anak-anak muda yang mengikutinya.

Nandan akhirnya melompat ke sebuah kolam kecil. Dia merogoh beberapa dokumen dan peta dari sakunya. Beberapa dokumen di antaranya berusaha dia telan. Sementara yang lainnya direndam dalam air.

Anak-anak muda yang sedari tadi mengikutinya meminta Nandan segera menyerahkan pistolnya. Namun Nandan menolak. Seorang laki-laki akhirnya menembak kakinya.

Nandan pun menyerah. Dia keluar dari kolam seraya mengatakan bahwa dirinya seharusnya tidak dibunuh. Anak-anak muda itu meraih tangannya. Namun beberapa di antara mereka yang telah tersulut emosi sempat menghajarnya. Hal itu segera dilerai oleh pemuda-pemuda dan personel militer Pakistan yang telah tiba di lokasi.

"Alhamdulillah, tidak ada anak laki-laki yang marah menembaknya mati karena dia telah memberi mereka waktu yang cukup sulit," ujar Chaudhry yang menyaksikan adegan demi adegan hingga Nandan menyerah.

Nandan dibawa ke instalasi militer di Bhimber dengan iringan konvoi. Ketika konvoi melewati Khalil Chowk, sekitar 50 kilometer dari desa Horra'n, mereka disambut puluhan warga yang berdiri di kedua sisi jalan.

Mereka menghujani iring-iringan militer Pakistan dengan kelopak mawar. Hal itu berlangsung dengan diselingi teriakan "panjang umur tentara Pakistan", "Hidup Angkatan Udara Pakistan", "Jaya Kashmir".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement