Kamis 14 Mar 2019 06:00 WIB

Jerman Tolak Analisis Kotak Hitam Ethiopian Airlines

Jenis pesawat dan kotak hitam dianggap menggunakan perangkat mode terbaru.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ani Nursalikah
CEO Ethiopian Airlines, Tewolde Gebremariam, melihat puing-puing dari pesawat yang meledak tak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa, Etiopia, Ahad (10/3).
Foto: Facebook Ethiopian Airlines via AP
CEO Ethiopian Airlines, Tewolde Gebremariam, melihat puing-puing dari pesawat yang meledak tak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa, Etiopia, Ahad (10/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Badan Federal Jerman yang bertanggung jawab menyelidiki kecelakaan pesawat tidak akan menganalisis kotak hitam pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh pada Ahad (10/3) pekan lalu. Itu karena jenis pesawat dan kotak hitam dianggap menggunakan perangkat mode terbaru.

"Ini adalah jenis pesawat baru dengan kotak hitam baru, dengan perangkat lunak baru. Kami tidak bisa melakukannya," kata juru bicara Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Federal (BFU) Jerman Germout Freitag, Rabu (13/3).

Baca Juga

Pernyataan tersebut pun menimbulkan ketidakpastian atas penyelidikan kotak hitam untuk mencari tahu penyebab dari kecelakaan pesawat yang menewaskan seluruh awak dan penumpang pesawat. Seorang juru bicara untuk Ethiopian Airlines sebelumnya mengatakan kotak hitam yang berhasil didapat dari pesawat yang jatuh akan dikirim ke Jerman untuk dianalisis.

Kanada menjadi negara terbaru yang ikut menangguhkan Boeing 737 Max 8 pada Rabu. Negara-negara di seluruh dunia, kecuali Amerika Serikat telah menghentikan Boeing 737 Max 8 atau melarang mereka terbang di atas wilayah udara mereka sejak penerbangan Ethiopian Airlines jatuh hanya beberapa saat setelah lepas landas dari Addis Ababa pada akhir pekan lalu.

Kecelakaan juga kerap dikaitkan dengan kecelakaan pesawat jenis serupa milik Maskapai Lion Air Oktober lalu yang menewaskan 189 orang. Meskipun tidak ada bukti hubungan, kecelakaan dengan jenis pesawat yang sama tersebut membuat khawatir sejumlah pihak, terutama, maskapai yang memakai Boeing 737 Max. Sejak kecelakaan Lion Air di Indonesia, ada perhatian pada sistem otomatis yang menukikkan hidung pesawat ke bawah.

Menteri Transportasi Kanada Marc Garneau mengatakan pada konferensi pers Ottawa akan menghentikan 737 Max 8 dan 9 untuk pergi, tiba atau terbang di atas Kanada. Dia mengatakan itu karena data satelit menunjukkan kesamaan antara profil penerbangan jet Ethiopia dan pesawat Lion Air dari jenis yang sama yang jatuh di Indonesia tahun lalu. Kedua pesawat jatuh tak lama setelah lepas landas.

Ini adalah pertama kalinya sejak kecelakaan Ethiopian regulator telah mengambil keputusan setelah menerima data baru, meskipun saat ini masih belum ada data dari dalam pesawat. Air Canada dan saingannya West Jet Airlines mengoperasikan total 37 Boeing 737 Max. Sementara, Boeing mengatakan pihaknya memiliki kepercayaan penuh pada 737 Max - model yang memiliki 371 jet yang beroperasi di seluruh dunia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement