Kamis 14 Mar 2019 12:00 WIB

Kotak Hitam Ethiopian Airlines Dianalisis di Prancis

Jerman menolak permintaan Ethiopia untuk menganalisis kotak hitam tersebut.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolanda
Bunga yang diletakkan di lokasi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines Boeing 737 Max 8 di dekat Bishoftu, selatan Addis Ababa, Ethiopia, Rabu (13/3).
Foto: AP Photo/Mulugeta Ayene
Bunga yang diletakkan di lokasi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines Boeing 737 Max 8 di dekat Bishoftu, selatan Addis Ababa, Ethiopia, Rabu (13/3).

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Otoritas Ethiopia telah meminta bantuan kepada Badan pengawas keselamatan penerbangan Perancis, BEA, untuk menganalisis data kotak hitam dari Ethiopian Airlines ET-302 yang jatuh pada Ahad (10/3) lalu. Pernyataan ini dikeluarkan oleh badan tersebut dalam akun twitter resminya.

"Pihak berwenang Ethiopia telah meminta bantuan BEA untuk menganalisis FDR (perekam data penerbangan) dan CVR (perekam suara kokpit) / Komunikasi apa pun mengenai kemajuan penyelidikan adalah tanggung jawab otoritas terebut," ujar BEA dalam aku Twitternya @BEA_Aero dilansir Bloomberg, Kamis (14/3).

Baca Juga

Pejabat Federal Aviation Administration Daniel Elwell sebelumnya telah memperkirakan bahwa kotak hitam Ethiopian Airlines akan dianalisis di Perancis. Adapun Jerman menolak permintaan Ethiopia untuk menganalisis kotak hitam tersebut, karena jenis pesawat dan kotak hitam dianggap menggunakan perangkat model terbaru.

Kotak hitam pesawat Ethiopian Airlines Boeing 737 Max 8. Seorang pejabat maskapai penerbangan mengatakan kepada Associated Press kotak hitam sebagian rusak dan mereka masih harus melihat data apa yang bisa diambil dari itu.

CEO Ethiopian Airlines Tewolde GebreMariam mengatakan, pilot maskapai Ethiopian Airlines ET302 mengalami masalah pada kontrol penerbangan sebelum terjatuh. Hal ini terdengar dari rekaman percakapan antara pilot dengan kontrol lalu lintas udara.

"Dia mengalami kesulitan dengan kontrol penerbangan dari pesawat tersebut, sehinga dia meminta untuk kembali ke bandara," ujar GebreMariam dilansir CNN, Rabu (13/3).

GebreMariam mengatakan, Pilot Ethiopian Airlines ET302 Kapten Yared Getachew diberikan izin untuk kembali ke bandara. Namun, seketika itu juga pesawat hilang dari radar dan menewaskan 157 penumpang beserta awak.

Boeing 737 Max 8 yang diterbangkan oleh Getachew mengalami insiden serupa dengan maskapai Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Karawang, Indonesia pada Oktober 2018 lalu. GebreMariam mengatakan, pilot Ethiopian Airlines telah menerima pelatihan mengenai prosedur penerbangan yang melibatkan Boeing 737 Max 8 setelah insiden jatuhnya Lion Air JT610. Menurutnya, kedua insiden tersebut melibatkan dua pesawat baru dengan pola yang sama. Namun dia enggan berspekulasi.

"Kami percaya kesamaan itu substansial. Kami belum tahu penyebab pasti kecelakaan tersebut, dan spekulasi tidak akan membantu," kata Gebre

Mariam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement