Ahad 17 Mar 2019 12:12 WIB

Petisi Online Desak Senator Australia Fraser Anning Dipecat

Petisi pemecatan Fraser Anning dari Parlemen Australia hampir 1 juta tanda tangan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Tampak dalam foto yang diambil dari video seorang pemuda melempar telur ke kepala Senator Fraser Anning, Sabtu (16/3). Anning sempat mengkritik kaitan antara imigran Muslim dan kekerasan.
Foto: AP
Tampak dalam foto yang diambil dari video seorang pemuda melempar telur ke kepala Senator Fraser Anning, Sabtu (16/3). Anning sempat mengkritik kaitan antara imigran Muslim dan kekerasan.

REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY -- Sebuah petisi online yang menyerukan agar Senator Queensland, Australia, Fraser Anning, dicopot dari Parlemen telah mengumpulkan lebih dari 750 ribu tanda tangan. Anning telah menimbulkan kemarahan publik karena menyalahkan imigrasi Muslim sebagai alasan terjadinya penembakan jamaah dua masjid di Christchurch, Selandia Baru.

Direktur eksekutif Change.org Sally Rugg mengatakan di Twitter bahwa petisi tersebut adalah petisi paling populer dalam sejarah situs.

Baca Juga

"Ini adalah petisi Change.org terbesar dalam sejarah Australia. Saya pikir itu bisa memecahkan satu juta (tandatangan) hari ini. Kami dapat mengirim pesan kuat bahwa pidato kebencian tidak akan dimaafkan, dan bahwa umat Islam, atau kelompok orang mana pun, tidak akan kehilangan martabat dan hak mereka." kata Sally pada akun Twitter-nya, Ahad (17/3).

Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Sabtu (16/3) mengumumkan Koalisi dan Partai Buruh akan mengajukan mosi saat Parlemen kembali bulan depan. Dia mengecam Senator Anning untuk pernyataan yang dikeluarkannya pada Jumat (15/3) yang mengaitkan serangan dua masjid Christchurch dengan imigrasi.

"Saya pikir kekuatan hukum secara penuh harus diterapkan pada Senator Anning," kata Morrison, dilansir di ABC News.

Sekitar 60 orang menghadiri pertemuan Moorabbin di mana Senator Anning berbicara. Jumlah yang hampir sama banyaknya dengan para demonstran yang menentangnya dan berdemonstrasi di luar tempat pertemuan. Agitator sayap kanan Neil Erikson mengendalikan akses ke gedung.

Tahun lalu, Erikson dihukum karena menghasut penghinaan serius terhadap Muslim, atas aksi pemancungan pura-pura yang dipentaskannya di kota wilayah Victoria, Bendigo, pada 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement