Selasa 19 Mar 2019 12:25 WIB

Ardern Janji tak akan Sebut Lagi Nama Penembak Christchurch

PM Selandia Baru Jacinda Ardern akan kembali ke Christchurch besok.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (kanan) memeluk dan menghibur seorang wanita ketika ia mengunjungi Masjid Kilbirnie untuk meletakkan bunga sebagai penghormatan kepada para korban serangan  penembakan masjid di Christchurch, Ahad (17/3/2019).
Foto: TVNZ via AP
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (kanan) memeluk dan menghibur seorang wanita ketika ia mengunjungi Masjid Kilbirnie untuk meletakkan bunga sebagai penghormatan kepada para korban serangan penembakan masjid di Christchurch, Ahad (17/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHRUCH -- Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan, tidak akan pernah menyebut nama tersangka yang diduga melakukan penembakan di Masjid Al Noor dan Linwood, Christchrust, pekan lalu.

Dalam pidato di Parlemen untuk menghormati para korban penembakan, ia menyebut tersangka sebagai pembunuh yang ingin dirinya terkenal. Namun, Adern membantahnya dan berharap orang lain akan melakukan hal yang sama.

"Dia adalah seorang teroris. Dia seorang kriminal. Dia seorang ekstremis. Tapi ketika saya berbicara, dia tidak akan disebutkan namanya," kata Ardern seperti dikutip dari Stuff, Selasa (19/3).

"Dan kepada orang lain saya mohon Anda ucapkan saja nama-nama mereka yang menjadi korban, bukan nama orang yang merenggut nyawa mereka. Dia mungkin mencari ketenaran, tetapi kita di Selandia Baru tidak akan memberinya apa pun, bahkan namanya," kata Ardern.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern akan kembali ke kota Christchurch, Rabu (20/3). Dilansir di CNN, Selasa (19/3), Ardern akan bertemu dengan petugas yang pertama kali menangani tragedi penembakan. Dia juga akan bertemu keluarga korban yang akan memakamkan kerabatnya.

Pidato Ardern menjadi pembuka sebagai bagian dari pernyataan menteri soal serangan teror, yang menewaskan sedikitnya 50 orang. Pidato PM Selandia Baru itu didahului dengan doa dari Imam Nizam ul haq Thanvi serta prosesi yang menampilkan para pemimpin dari beberapa agama. Doa itu kemudian diulang dalam bahasa Inggris.

"Ya Tuhan, Perdana Menteri kami yang terhormat telah mengatakan Jumat 15 Maret adalah salah satu hari tergelap dalam sejarah Selandia Baru. Ya Tuhan, jadikan hari ini sumber cahaya bagi negara ini dan seluruh dunia, cahaya yang menyatukan kita semua sebagai satu keluarga," kata Tahir Nawaz, menerjemahkan doa.

Beberapa anggota parlemen terlihat menangis saat doa berlangsung. Ardern terlihat langsung menyapa keluarga korban.

Ardern mengatakan, akan selalu bersama keluarga para korban. "Dan kami akan, mengelilingi Anda dengan aroha, manaakitanga dan semua yang membuat kami, kami. Hati kami berat, tetapi semangata kami kuat," kata Ardern.

Dalam pidatonya dia juga memuji keberanian dua perwira yang menangkap si penembak, saat para perwira polisi terus mengejar tersangka dengan menabrak kendaraannya. "Dua petugas polisi negara menabrak kendaraan saat pelaku masih menembak. Mereka membuka pintu mobil pelaku, ketika masih ada bahan peledak di dalam mobil, dan menariknya keluar, sangat berani," kata Ardern.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement