Rabu 20 Mar 2019 11:40 WIB

PM Selandia Baru Kunjungi Sekolah Siswa Korban Penembakan

Ardern meminta orang-orang lebih fokus pada para korban daripada pelaku.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memeluk seorang siswa dalam kunjungannya ke sebuah sekolah menengah di Christchurch, Selandia Baru, Rabu (20/3).
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memeluk seorang siswa dalam kunjungannya ke sebuah sekolah menengah di Christchurch, Selandia Baru, Rabu (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH -- Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengunjungi sekolah dua anak laki-laki yang terbunuh dalam serangan masjid pekan lalu. Dilansir di Evening Standard, Rabu (20/3), dalam pidatonya di Cashmere High School, Ardern memperbaharui seruannya agar orang-orang lebih fokus pada para korban daripada pelaku.

Ia meminta siswa tidak menyebutkan namanya atau memikirkannya. Para siswa SMA Cashmere yang terbunuh adalah Sayyad Milne (14 tahun) dan Hamza Mustafa (15). Seorang siswa Cashmere ketiga, saudara laki-laki Mustafa (13), Zaed, pulih dari luka tembak di kakinya.

Baca Juga

Hamza dan ayahnya, melarikan diri dari perang saudara di Suriah ke Selandia baru. Mereka menjadi yang pertama dari 50 korban yang dimakamkan pada Rabu. Pemakaman Khalid Mustafa (44) dan anaknya Hamza terjadi lima hari setelah penembakan di masjid Christchurch.

Temannya menggambarkan anak tersebut penuh dengan kasih sayang dan pekerja keras. Ia mengatakan, siswa tersebut bercita-cita menjadi dokter hewan.

photo
Pelayat membawa jenazah korban penembakan masjid di Memorial Park Cemetery di Christchurch, Selandia Baru, Rabu (20/3).

Hadir di pemakaman termasuk adik Hamzah, Zaed, yang lengan dan kaki terluka dalam serangan. Anak itu mencoba berdiri selama pemakaman tetapi harus duduk kembali ke kursi rodanya.

"Kami mencoba tidak menjabat tangannya dan tidak menyentuh tangan atau kaki tapi ia menolak, ia ingin bersalaman dengan tangan, ia ingin tampilkan semua orang bahwa ia menghargai mereka. Dan itu luar biasa," kata pelayat yang datang dari Australia untuk menghadiri pemakaman, Jamil El-biza.

Keluarga Mustafa pindah ke Selandia baru Tahun lalu setelah sebelumnya menghabiskan enam tahun sebagai pengungsi di Yordania. Istri Mustafa, Salwa mengatakan kepada Radio New Zealand, ketika ditanya tentang Selandia baru mereka diberitahu ini negara paling aman di dunia, dan akan mulai hidup yang begitu indah disana. Namun, ternyata semua tidak benar.

Keluarga para korban merasa cemas menunggu kedatangan jenazah yang cukup lama. Komisaris polisi Selandia Baru Mike Bush mengatakan, polisi sekarang resmi mengidentifikasi dan merilis 21 orang yang meninggal. Di samping itu, Ardern juga meminta tidak memberikan ketenaran pada terdakwa pembunuhan massal di masjid dalam sebuah pidato di parlemen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement