Kamis 21 Mar 2019 16:51 WIB

Sampah Elektronik Cina Mengandung Emas Berharga Tinggi

Sampah telepon genggam Cina berpotensi didaur ulang dengan nilai miliaran dolar.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Ilustrasi Sampah Elektronik
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Sampah Elektronik

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Organisasi lingkungan internasional Greenpeace meramalkan pada tahun 2030 nanti nilai potensional bahan material metal dari telepon genggam, laptop, dan komputer di Cina akan naik dua kali lipat. Greenpeace memprediki nilai potensional daur ulang sampah elekstronik di Cina akan mencapai 24 miliar dolar AS.

Cina pasar telepon pintar terbesar di dunia, kini mereka mencoba mempromosikan daur ulang sampah barang-barang elektronik yang disebut e-waste. Kampanye ini untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, memotong biaya produksi dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan impor dari negara lain.

Baca Juga

Dalam laporan yang dilakukan oleh China Association of Electronics for Technology Development, pada Kamis (21/3) Greenpeace mengatakan naiknya konsumsi barang elektronik juga akan meningkatkan nilai ekonomi bahan metal yang dapat di daur ulang. Bahan-bahan daur ulang dari telepon genggam dan motherboard pada tahun 2030 mendatang akan mencapai 160 miliar yuan atau 23,96 miliar dolar AS.

Jauh lebih besar dibandingkan pada 2018 sebesar 66,4 miliar yuan atau proyeksi pada 2020 sebesar 81 miliar dolar AS. Jika benda daur ulang dari barang elektronik lainnya juga dihitung maka nilai potensinya juga semakin tinggi.

Dalam tonnase sampah elektronik daur ulang cina naik dari 13 juta pada 2018 menjadi 15,4 juta pada 2020. Pada 2030 nanti diprediksi akan mencapai 27,2 juta ton, dengan prediksi rata-rata naik 10,4 persen per tahun.

Laporan Greenpeace juga menyebutkan dalam sebuah penelitian tercatat dalam satu ton sampah telepon genggam tanpa baterai terdapat 270 gram emas. Laporan itu menggambarkan ada 'tambang emas yang tertidur' yang lebih besar daripada tambang emas bermutu tinggi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement