Jumat 22 Mar 2019 16:00 WIB

Selandia Baru: Keamanan Warga Muslim Jadi Fokus Negara

Muslim di Selandia Baru menunaikan shalat Jumat perdana sejak penembakan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern meninggalkan lokasi shalat Jumat di Hagley Park, Christchurch, Selandia Baru, Jumat (22/3).
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern meninggalkan lokasi shalat Jumat di Hagley Park, Christchurch, Selandia Baru, Jumat (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Selandia Baru akan menjamin keamanan dan kesalamatan setiap warga Muslim di negaranya pascainsiden penembakan dua masjid di Christchurch pada Jumat pekan lalu. Sebanyak 50 orang meninggal dalam insiden tersebut.

"Memastikan komunitas Muslim di Selandia Baru merasa aman adalah fokus khusus," kata Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters dalam pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki, Jumat (22/3), dikutip laman Sputnik.

Baca Juga

OKI telah menggagas pertemuan darurat untuk membahas merebaknya fenomena Islamofobia, termasuk insiden penembakan di Christchurch. Pertemuan digagas oleh Turki.

Umat Muslim di Christchurch telah menunaikan shalat Jumat perdana sejak peristiwa penembakan brutal pekan lalu. Warga Selandia Baru turut menghadiri prosesi shalat yang digelar di Hagley Park sebagai bentuk solidaritas terhadap Muslim.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern juga turut hadir di sana dengan mengenakan pakaian serba hitam. Dia sempat memberi pidato dan mengawalinya dengan mengucapkan salam.

Dalam pidatonya, Ardern mengutip perkataan Nabi Muhammad SAW, yakni orang-orang yang beriman dalam kebaikan, belas kasih, dan simpati seperti satu kesatuan tubuh. "Ketika ada bagian tubuh yang sakit, maka seluruh tubuh merasakan sakit. Selandia Baru berduka dengan para korban, kita adalah satu," ujarnya.

Sebanyak 50 orang meninggal dalam insiden penembakan di dua masjid di Christchurch pada Jumat pekan lalu. Peristiwa itu juga menyebabkan puluhan lainnya mengalami luka-luka. Ardern menyebut insiden tersebut sebagai kejadian terkelam di negaranya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement