Jumat 08 Mar 2019 15:08 WIB

Rusia Deportasi Dua Warga AS, Tahan Empat Orang Lainnya

Rusia menyebutkan warga negara AS melanggar peraturan keimigrasian.

Bendera Rusia dan Amerika Serikat.
Foto: Euromaidan Press
Bendera Rusia dan Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Rusia mengatakan, Kamis (7/3), dua warga Amerika Serikat relawan gereja Mormon telah dideportasi karena melanggar hukum imigrasi. Sementara itu, empat orang lainnya, yang dikatakan seorang juru bicara gereja "dalam keadaan baik" dan kini berada dalam tahanan.

"Memang benar ada penahanan terhadap beberapa warga AS atas pelanggaran peraturan imigrasi," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri, Maria Zakharova.

Baca Juga

Kantor berita Rusia Interfax menyebut mereka yang dideportasi adalah Kole Brodowski dan David Udo Hague. Inferfax menyebutkan bahwa keduanya telah diperintahkan meninggalkan Rusia oleh pengadilan di kota pelabuhan selatan Novorossiysk pada Kamis.

"Empat orang ditahan, dua diperintahkan pengadilan untuk dipulangkan," ujarnya.

Mereka disebut sebagai relawan Gereja Yesus Kristus Santa Hari Terakhir atau Mormon. Juru bicara Gereja membenarkan bahwa dua relawannya masih dalam tahanan.

"Mereka masih di dalam tahanan sementara pemulangannya masih dalam proses," kata Eric Hawkins, juru bicara gereja tersebut, melalui surat elektronik.

Hawkins memastikan para pemuda itu berada dalam kondisi baik. Ia menyatakan mereka diperlakukan dengan baik dan terus menjalin kontak dengan ketua misi dan keluarganya.

Ada sejumlah tokoh Amerika Serikat yang ditahan di Rusia dalam beberapa bulan terakhir. Paul Whelan, mantan Marinir AS yang tuduh sebagai mata-mata, bulan lu dikenai perpanjangan penahanan untuk tiga bulan lagi sementara pihak berwenang sedang menyelidiki kasusnya.

Seorang investor ulung AS, Michael Calvey, bulan lalu ditahan dengan dugaan pencurian 2,5 miliar rubel (sekitar Rp539,6 miliar). Dia menampik tuduhan tersebut.

Televisi KSL di negara bagian Utah, AS, tempat markas utama gereja Mormon berada, mengutip perkataan ayah salah seorang yang ditahan. Sang ayah mengatakan bahwa kedua orang tersebut ditahan pada Jumat atas kecurigaan mengajar tanpa izin.

Interfax mengutip seorang pengacara salah satu pria itu bahwa pengadilan belum membuktikan apakah mereka dibayar untuk pekerjaannya dan apakah mereka memakai buku pelajaran.

Pengacara itu, Sergey Gliznutsa, mengatakan Gereja Yesus Kristus Santa Hari Terakhir terdaftar di Kementerian Kehakiman Rusia di bawah pasal yang menghargai kegiatan ragam budaya dan pendidikan, termasuk acara diskusi dengan orang-orang asing menggunakan bahasa asing.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement