Senin 25 Mar 2019 04:18 WIB

Di Jepang, Menlu Retno Puji PM Selandia Baru Jacinda Ardern

Menlu menilai Ardern didukung rasa empati, melindungi, dan solidaritas tinggi.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno LP Marsudi melakukan pertemuan World Assembly Women dengan Wakil Menlu Panama serta delapan Menlu perempuan dunia di Tokyo, Sabtu (23/3).
Foto: Dok Kemenlu
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno LP Marsudi melakukan pertemuan World Assembly Women dengan Wakil Menlu Panama serta delapan Menlu perempuan dunia di Tokyo, Sabtu (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi memuji kualitas kepemimpinan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern. Menlu menilai Ardern didukung rasa empati, melindungi, dan solidaritas tinggi sehingga menempatkannya sebagai agen perdamaian.

Dalam pertemuan World Assembly for Women (WAW!) di Tokyo, Jepang, Sabtu (23/3), Menlu Retno mengatakan, Ardern menunjukkan kualitasnya sebagai pemimpin yang baik saat menghadapi serangan teror di Christchurch, Selandia Baru, 10 hari lalu.

Baca Juga

"Langkah-langkah yang diambil PM Selandia Baru menghadapi tragedi penembakan Christchurch, menunjukan empati yang besar, yang mampu menumbuhkan solidaritas dan menunjukan pernannya sebagai ibu bangsa,” kata Menlu dalam keterangan tertulis Kemenlu RI, Ahad (24/3).

Menurut Menlu, kepemimpinan perdana menteri perempuan seperti Jacinta Arden menunjukan bahwa perempuan memiliki kemampuan untuk berperan dan berkontribusi terhadap perdamaian.

“Saya sangat percaya, dengan kekuatan peran perempuan dalam mendorong perdamaian. Mari kita bekerja sama dalam mendorong peran serta perempuan sebagai agen perdamaian dan toleransi,” kata Retno. “Mari kita bekerja sama mendorong peran serta perempuan sebagai agen perdamaian dan toleransi.”

Lebih lanjut, ia menyampaikan pentingnya meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan perempuan sebagai negosiator dan mediator. Berkaitan dengan hal ini, Indonesia dan ASEAN akan menyelenggarakan Pelatihan Regional tentang Perempuan, Perdamaian dan Keamanan untuk diplomat perempuan dari semua negara ASEAN. Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum untuk membangun jaringan negosiator dan mediator perdamaian perempuan di Asia Tenggara.

Menlu juga mendorong para menteri perempuan untuk mengambil langkah serupa di kawasannya untuk meningkatkan kapasitas perempuan sebagai negosiator dan mediator perdamaian. Jaringan ini selanjutnya diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan jaringan serupa di kawasan lainnya, sebagai kontribusi nyata perempuan dalam penciptaan stabilitas dan perdamaian global.

“Saya yakin negosiatior dan mediator perempuan akan berkontribusi lebih dalam menjaga perdamaian dan kestabilan,” kata Menlu Retno dalam pertemuan WAW! yang dihadiri Wakil Presiden Panama Isabel Siant Malo serta para menteri luar negeri perempuan dari delapan negara. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement