Sabtu 06 Apr 2019 16:04 WIB

Cina Tutup Kompleks Pabrik Kimia Pascaledakan Besar

Sebanyak 187 orang yang terluka dalam ledakan masih berada di rumah sakit.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Foto dari Xinhua menunjukkan ledakan di pabrik pestisida di Chenjiagang Industrial Park, Kota Yancheng, Jiangsu, Cina, Kamis (21/3). Ledakan menewaskan 47 orang dan lebih dari 600 orang terluka.
Foto: Ji Chunpeng/Xinhua via AP
Foto dari Xinhua menunjukkan ledakan di pabrik pestisida di Chenjiagang Industrial Park, Kota Yancheng, Jiangsu, Cina, Kamis (21/3). Ledakan menewaskan 47 orang dan lebih dari 600 orang terluka.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Cina dalam sebuah pernyataan mengumumkan kompleks industri yang ada di selatan negara akan ditutup. Ledakan bulan lalu di sana menewaskan 78 orang dan ratusan orang lainnya mengalami luka.

Ledakan di pabrik kimia kota Yancheng, provinsi Jiangsu timur merupakan salah satu kecelakaan industri terburuk di negara itu dalam beberapa tahun terakhir. Ledakan tersebut merobohkan gedung-gedung di dekatnya dan meledakkan jendela-jendela rumah di sekitarnya. Pihak berwenang usai kejadian segera mengevakuasi ribuan warga.

Baca Juga

Keputusan menutup kompleks Industri Kimia Xiangshui dibuat pada Kamis (4/4) oleh pemerintah setempat. Seperti dilansir Strait Times, pemerintah provinsi Jiangsu juga akan mulai menutup pabrik kimia. Jumlah produsennya yang akan dipotong kira-kira setengahnya pada 2020.

Pihak berwenang setempat mengatakan, kurang lebih 187 orang yang terluka dalam ledakan itu kini masih berada di rumah sakit. Sementara dua orang dalam kondisi kritis.

Tiga karyawan dari perusahaan Jiangsu Tianjiayi Chemical, yang fasilitasnya terlibat dalam ledakan itu telah ditahan polisi. Mereka diklaim bertanggung jawab signifikan atas kecelakaan sehingga menimbulkan ledakan. Ledakan yang terjadi pada 21 Maret lalu itu menimbulkan api yang sangat besar sehingga memicu gempa bumi dengan kekuatan 2,2 skala Richter.

"Kami meminta hukuman berat yang sesuai dengan hukum perdagangan dan kami menuntut pertanggung jawaban personel yang melanggar peraturan dan menunjukkan ketidakpedulian terhadap nyawa manusia," kata Komisi Keselamatan Kerja Cina dalam pernyataan mereka.

Perusahaan yang terdiri dari 195 karyawan itu didirikan pada 2007. Perusahaan memproduksi bahan kimia mentah termasuk anisol, senyawa yang sangat mudah terbakar. Menurut catatan online dari biro lingkungan dan ekologi kota Yancheng,  produksi tersebut sebenarnya memiliki sejarah pelanggaran peraturan lingkungan.

Di Cina, kecelakaan industri yang mematikan adalah hal biasa. Peraturan keselamatan seringkali tidak ditegakkan dengan baik. Pada November tahun lalu, kebocoran gas di sebuah pabrik di kota Zhangjiakou, Cina utara menewaskan 24 orang dan melukai 21 lainnya. Pada 2015, Cina juga mengalami salah satu kecelakaan industri terburuk ketika ledakan kimia besar terjadi di kota pelabuhan utara Tianjin yang menewaskan sedikitnya 165 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement