Senin 08 Apr 2019 14:59 WIB

Israel akan Tutup Akses Tepi Barat dan Gaza Saat Pemilu

Israel hanya mengizinkan melintas untuk kasus darurat seperti medis dan kemanusiaan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Polisi Perbatasan Israel bersiaga pada peringatan 70 tahun hari Nakba (hari di mana warga Palestina diusir secara besar-besaran oleh Israel) di Ramallah, Tepi Barat Palestina, Selasa (15/5)
Foto: Mohamad Torokman/Reuters
Polisi Perbatasan Israel bersiaga pada peringatan 70 tahun hari Nakba (hari di mana warga Palestina diusir secara besar-besaran oleh Israel) di Ramallah, Tepi Barat Palestina, Selasa (15/5)

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Otoritas Israel akan memberlakukan penutupan umum di Tepi Barat dan memblokir semua akses perbatasan ke Jalur Gaza saat melaksanakan pemilu pada Selasa (9/4). Hal itu dilakukan guna mengantisipasi hal atau kejadian tak diinginkan.

Dilaporkan laman kantor berita Palestina, WAFA, dengan ditutupnya jalur ke Tepi Barat dan Gaza, semua pemegang izin yang dikeluarkan Israel akan dilarang. Mereka diizinkan melintas hanya untuk kasus darurat seperti medis dan kemanusiaan.

Baca Juga

Israel memang secara teratur memberlakukan pembatasan ketat terhadap gerakan warga Palestina saat menggelar pemilu atau pada hari libur Yahudi. Hal itu telah sangat mempengaruhi mata pencaharian ratusan ribu warga Palestina yang bekerja di wilayah yang diduduki Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji akan mencaplok Tepi Barat jika terpilih kembali sebagai perdana menteri dalam pemilu Israel yang dijadwalkan digelar pada Selasa. “Kami akan memastikan bahwa kami bertanggung jawab di lapangan dan akan memberlakukan kedaulatan atas permukiman Yudea dan Samaria (Tepi Barat),” katanya dalam sebuah wawancara dengan televisi Israel pada Jumat pekan lalu.

Dalam sebuah wawancara terpisah pada Ahad, Netanyahu mengatakan akan membangun permukiman baru di wilayah Palestina yang diduduki tersebut. “Kami akan terus mengendalikan seluruh wilayah barat sungai (Yordania),” ujar Netanyahu merujuk pada Tepi Barat.

Israel mulai menduduki Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, setelah memenangkan perang melawan negara-negara Arab, yakni Yordania, Suriah, dan Mesir pada 1967. Tepi Barat berhasil direbut Tel Aviv dari kekuasaan Yordania. Sejak saat itu, Israel mulai meluncurkan proyek pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat.

Saat ini terdapat lebih dari 100 permukiman ilegal Israel di Tepi Barat. Permukiman itu dihuni sekitar 650 ribu warga Yahudi Israel. Masifnya pembangunan permukiman ilegal, termasuk di Yerusalem Timur, dinilai menjadi penghambat terbesar untuk mewujudkan solusi dua negara antara Israel dan Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement