Sabtu 09 Mar 2019 15:29 WIB

Gambar Satelit Tunjukkan Korut Siap Luncurkan Roket

Peningkatan aktivitas ini terjadi di sekitar situs yang dikenal sebagai Sanumdong.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Foto: AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Gambar satelit dari sebuah fasilitas di dekat Pyongyang menunjukkan, Korea Utara (Korut) mungkin bersiap meluncurkan roket atau satelit.

Peningkatan aktivitas ini terjadi di sekitar situs yang dikenal sebagai Sanumdong. Tempat tersebut dikenal sebagai lokasi Korut mengumpulkan sebagian besar rudal balistik dan roketnya. Ini muncul setelah laporan awal pekan ini, situs peluncuran roket utama Korut di Sohae telah dibangun kembali.

Baca Juga

Adapun kendaraan besar terlihat bergerak di sekitar Sanumdong. Gambar satelit diterbitkan oleh jaringan radio publik AS, NPR.

Wartawan BBC di Seoul, Laura Bicker mengatakan, Korut mungkin akan menguji AS setelah pembicaraan di Hanoi antara Donald Trump dan Kim Jong-un gagal. Korut berharap AS akan menawarkan kesepakatan yang lebih baik untuk menghindari peluncuran.

Koresponden menambahkan, para ahli mengatakan roket yang digunakan untuk meluncurkan satelit biasanya tidak cocok digunakan sebagai rudal jarak jauh. Pekerjaan membongkar situs Sohae dimulai tahun lalu, tetapi berhenti saat pembicaraan dengan Amerika Serikat terhenti. Pada Jumat, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia akan kecewa jika Korut melanjutkan pengujian senjata.

"Saya akan terkejut secara negatif jika dia melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan pemahaman kita. Tapi kita akan lihat apa yang terjadi. Saya akan sangat kecewa jika saya melihat pengujian," kata Trump.

Analis percaya kemungkinan besar pada tahap ini Korut bersiap meluncurkan satelit daripada menguji coba rudal. Namun, AS mengatakan awal pekan ini, langkah tersebut akan tidak konsisten dengan komitmen yang telah dibuat pemimpin Korut Kim Jong-un kepada Presiden Trump.

Pertemuan yang sangat dinantikan antara kedua pemimpin di ibu kota Vietnam pekan lalu berakhir tanpa kesepakatan. Ini terjadi atas perbedaan seberapa besar Korut bersedia membatasi program nuklirnya sebelum diberikan bantuan sanksi.

Fasilitas peluncuran Sohae di situs Tongchang-ri telah digunakan untuk peluncuran satelit, dan pengujian mesin tetapi tidak pernah untuk peluncuran rudal balistik. Gambar satelit pekan ini, yang berasal dari beberapa lembaga pemikir AS dan kesaksian dari dinas intelijen Korea Selatan, tampaknya menunjukkan kemajuan pesat dalam membangun kembali struktur di landasan peluncuran roket. Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan Korut masih dapat menghadapi sanksi lebih banyak jika tidak ada kemajuan dalam denuklirisasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement