Rabu 10 Apr 2019 13:13 WIB

Warga Israel Rela Tempuh 11.910 Km demi Tumbangkan Netanyahu

Netanyahu berada di posisi yang lebih baik untuk membentuk pemerintah koalisi.

Warga Israel memberikan suaranya dalam pemilu di Tel Aviv, Israel, Selasa (9/4).
Foto: AP Photo/Sebastian Scheiner
Warga Israel memberikan suaranya dalam pemilu di Tel Aviv, Israel, Selasa (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Seorang pengusaha Israel menempuh jarak 11.910 kilometer untuk bisa memberi suara dalam pemilihan umum Israel, Selasa (9/4). Offir Gutelzon mengatakan ia dan sedikitnya 100 lagi orang Israel di luar negeri terbang pulang dari San Francisco Bay Area di Amerika Serikat untuk memberi suara.

Pemilu Israel menjadi persaingan ketat antara Partai Likud pimpinan Perdana Menteri konsevatif Benjamin Netanyahu dan sejumlah penantangnya dari sayap kiri-tengah. Namun, hasilnya campur-aduk buat Gutelzon, CEO teknologi yang berusia 44 tahun dan tinggal di Silicon Valley.

Baca Juga

Jajak pendapat di luar proses resmi memberi keunggulan buat pesaing utama Partai Likud, Partai Blue and White pimpinan mantan Jenderal Benny Gantz. Namun, Netanyahu tetap berada pada posisi yang lebih baik untuk membentuk pemerintah koalisi selanjutnya di Israel.

Jajak pendapat di luar pemungutan suara resmi menunjukkan perolehan Partai Buruh sayap-kiri, yang beroposisi dan didukung Gutelson diperkirakan menyusut hampir dua-pertiga jadi tujuh anggota di Parlemen. Terdapat 120 kursi di parlemen Israel atau Knesset.

photo
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melambaikan tangan ke pendukungnya setelah pemilu berakhir di Tel Aviv, Israel, Rabu (10/4).

"Saya optimistis seluruh suara buat kubu sayap kiri-tengah tampaknya bagus. Ini sungguh menegangkan. Kami berusaha keras membuat perubahan," kata Gutelzon, Rabu siang (10/4).

Ia berbicara di markas kampanye Partai Buruh di Tel Aviv. Israel tak mengizinkan warganya untuk golput. Setiap warga dapat memberi suara di dalam negeri, bahkan jika ia berada di di tempat lain.

Gutelzon mengatakan identitasnya sebagai orang Israel di luar negeri dan ketidaknyamanan dengan kebijakan Netanyahu, memotivasi ia menempuh perjalanan jauh. "Kami telah menyaksikan selama empat tahun terakhir ini sudut pandang yang eksrem datang dari sayap-kanan," kata Gutelzon.

Netanyahu telah membantah ia melakukan kesalahan dalam skandal korupsi dan mendapat angin di kancah internasional. Gutelzon, yang menetap di luar negeri selama tiga pemilihan umum terdahulu, ikut mendirikan grup Facebook yang diberi nama "Orang Israel di Lembah Memberi Suara".

photo
Pemimpin aliansi politik Blue and White Benny Gantz di hadapan pendukungnya setelah pemilu berakhir di Tel Aviv, Israel, Rabu (10/4).

Grup tersebut ia dedikasikan untuk mempersatukan dia dengan orang Israel lain di seluruh dunia. Kelompok tersebut memiliki beberapa ratus anggota.

Setiap keberhasilan yang mungkin diraih Gutelzon dalam menghimpun suara orang Israel di luar negeri juga mungkin dijelaskan oleh fakta pemilihan umum Israel dilakukan 10 hari sebelum festival Paskah Yahudi. Saat itu, banyak orang Israel pulang kampung.

"Kami datang untuk perayaan Paskah, dan sepanjang jalan, kami akan memberi suara," kata Roi Zaltzman, makelar barang tak bergerak yang tinggal di Denmark, setelah ia terbang ke Bandar Udara Ben Gurion di Tel Aviv.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement