Kamis 11 Apr 2019 14:45 WIB

NATO Peringatkan Bahaya Pertempuran Libya Bagi Warga Sipil

NATO menyerukan pihak yang bertikai di Libya menghentikan pertempuran.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Foto satelit menunjukkan Bandara Mitiga setelah diserang di Tripoli, Libya, Senin (8/4).
Foto: 2019 Maxar Technologies via AP
Foto satelit menunjukkan Bandara Mitiga setelah diserang di Tripoli, Libya, Senin (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menyatakan keprihatinan atas konflik yang sedang berlangsung di Libya. Dia meminta pihak-pihak yang bertikai menahan diri dan menghentikan pertempuran.

"Kami sangat prihatin dengan situasi di Libya. Kami menyerukan semua pihak untuk mengakhiri pertempuran, seperti yang diminta oleh PBB," kata Stoltenberg pada Rabu (10/4).

Baca Juga

Dia memperingatkan bahwa eskalasi konflik akan memberi dampak pada warga Libya. "Operasi militer saat ini dan kemajuan di Tripoli meningkatkan penderitaan rakyat Libya serta membahayakan warga sipil," ujarnya.

Stoltenberg mengungkapkan bahwa konferensi dialog nasional Libya yang disponsori PBB telah ditunda. Hal itu akan diagendakan kembali setelah ketegangan di sana berakhir.

Libya tengah menghadapi krisis politik dan konflik. Pasukan Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin seorang komandan militer, Khalifa Haftar, sedang berupaya merebut kendali Ibu Kota Tripoli dari Perdana Menteri Fayez al-Sarraj yang didukung PBB.

Pada Rabu lalu, LNA mengklaim telah berhasil merebut kamp militer Yarmuk yang berada di selatan Tripoli. Mereka mengatakan akan bergerak ke pusat Tripoli.

Pemerintahan al-Sarraj belum mengonfirmasi tentang klaim tersebut. Namun, ia telah menempatkan pasukan guna mencegah masuknya personel LNA ke Tripoli.

Libya telah dilanda krisis sejak 2011, yakni ketika pemberontakan yang didukung NATO melengserkan mantan presiden Muammar Qaddafi. Dia pun tewas setelah digulingkan.

Sejak saat itu, kekuasaan politik Libya terpecah dua. Basis pertama memusatkan diri di Libya timur, yang salah satu tokohnya adalah Khalifa Haftar. Sementara basis yang didukung PBB berada di Tripoli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement