Ahad 14 Apr 2019 14:00 WIB

2 Pekerja Bank Sentral Venezuela Ditahan Usai Bertemu Guaido

Pekerja tersebut ikut dalam protes menuntut kondisi kerja yang lebih baik.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Pemimpin Majelis Nasional Juan Guaido memproklamirkan diri sebagai presiden sementara Venezuela di Central University of Venezuela di Caracas, Jumat (8/2).
Foto: AP Photo/Ariana Cubillos
Pemimpin Majelis Nasional Juan Guaido memproklamirkan diri sebagai presiden sementara Venezuela di Central University of Venezuela di Caracas, Jumat (8/2).

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Dua orang pekerja bank sentral Venezuela ditangkap pada Jumat (12/4) waktu setempat usai bertemu dengan pemimpin oposisi Juan Guaido. Pengacara kedua pekerja itu, Alonso Medina Roa mengatakan, kedua kliennya adalah Deny Albujar dan Manuel Alberto Guisseppe.

Mereka baru-baru ini ikut serta dalam protes menuntut kondisi kerja yang lebih baik. Menurut Roa, tuduhan terhadap keduanya bekum diketahui. Keduanya pun belum muncul di pengadilan.

Baca Juga

Albujar dan Guisseppe, yang jabatannya tidak diketahui, hadir pada pertemuan publik, Senin lalu yang diadakan oleh Majelis Nasional dengan puluhan pegawai negara. Dalam pertemuan itu, Guaido membahas undang-undang yang diusulkan untuk meningkatkan tunjangan bagi pekerja publik di pemerintahan baru, setelag Maduro meninggalkan kekuasaan. Kendati demikian, tidak ada peserta lain yang ditangkap.

"Apa yang coba dilakukan kediktatoran dengan menculik pekerja publik yang bertemu dengan kami untuk memulihkan negara kami? Mereka tidak akan dapat menghentikan proses tak terhentikan ini untuk membebaskan Venezuela" cicit Guaido merujuk soal penangkapan keduanya.

Albujar dan Guisseppe bekerja di bank selama lebih dari lima tahun. Baik bank sentral maupun kementerian informasi Venezuela, yang menangani media untuk pemerintah, belum menanggapi permintaan komentar.

Pekerja publik di Venezuela telah menuntut gaji dan tunjangan yang lebih baik selama beberapa bulan karena upah dan standar hidup mereka telah terkikis oleh hiperinflasi. Maduro telah menentang oposisi dalam seeperebutan kekuasaan hampir tiga bulan lamanya. Pemimpin Majelis Nasional, Guaido meminta konstitusi negara itu untuk menjadi presiden sementara pada Januari.

Guaido diakui sebagai pemimpin sah negara OPEC oleh lebih dari 50 negara. negara-negara tersebut setuju dengan klaimnya bahwa pemilihan umum Maduro pada Mei 2018 tidak sah. Maduro, seorang sosialis, berpendapat Guaido adalah boneka Amerika Serikat yang berusaha menggulingkannya dalam kudeta.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement