Senin 22 Apr 2019 21:18 WIB

Kiai Ma'ruf Kutuk Serangan Bom di Sri Lanka

Serangan bom seperti itu tidak boleh terjadi di Indonesia.

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
Polisi dan pekerja penyelamat memeriksa sisa-sisa korban di tempat kejadian setelah ledakan di Gereja St Anthony di Kochchikade di Kolombo, Sri Lanka, Ahad (21/4/2019).
Foto: EPA-EFE/Stringer
Polisi dan pekerja penyelamat memeriksa sisa-sisa korban di tempat kejadian setelah ledakan di Gereja St Anthony di Kochchikade di Kolombo, Sri Lanka, Ahad (21/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin mengutuk serangan bom yang menyasar gereja dan hotel mewah di Sri Lanka pada perayaan Paskah, Ahad (21/4). Serangan bom tersebut telah menewaskan 290 orang dan melukai lebih dari 500 orang lainnya.

"Ya kita merasa prihatin, sangat mengutuk upaya pengeboman di sana menimbulkan korban orang-orang yang tidak berdosa," ujar Kiai Ma'ruf saat bersilaturrahim ke Kantor PBNU, Jakarta, Senin (22/4).

Baca Juga

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) telah mengimbau agar WNI di Sri Lanka untuk tetap waspada dan berhati-hati serta mengikuti arahan dari otoritas keamanan setempat. Menurut Kiai Ma'ruf, pemerintah Indonesia juga telah memberikan sikap yang baik untuk merespons insiden tersebut.

"Saya kira pemerintah kita sudah memberikan pernyataan yang cukup tepat dan juga sudah memperoleh kecaman dari seluruh dunia," ucap Mantan Rais Aam PBNU ini.

Menurut Kiai Ma'ruf, serangan bom tersebut tidak boleh terjadi di Indonesia. Karena itu, Kiai Ma'ruf mengingatkan kepada seluruh masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk mewaspadai terhadap potensi munculnya gerakan kelompok radikal di Indonesia.

"Oleh karena itu kita makin waspada, terhadap upaya-upaya kelompok radikal, dari kelompok manapun," kata ulama asal Banten ini.

Seperti diketahui, serangkaian pengeboman tersebut terjadi di tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka pada Ahad (21/4) kemarin dan menimbulkan banyak korban. Sebagian besar korban adalah warga Kristiani yang sedang menghadiri ibadah kebaktian paskah. Selain itu, 35 warga asing, di antaranya berasal dari Jepang, Belanda, Cina, Inggris, Amerika, dan Portugis juga berada di antara daftar korban tewas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement