REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) antara Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Vladivostok, Rusia, Kamis (25/4) waktu setempat, menghasilkan kesepakatan memperkuat kemitraan strategis untuk menjaga perdamaian regional dan keamanan.
Dalam laporan KCNA, yang dikutip Sputnik News, seusai KTT yang berlangsung 3,5 jam itu, Kim mengundang kembali Putin untuk melakukan kunjungan ke Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK). Putin membalas dengan mengatakan siap mengunjungi negara tersebut.
Selama KTT itu, Kim dan Putin sepakat mengambil tindakan membawa hubungan perdagangan dan ekonomi antara Rusia dan DPRK ke tingkat yang baru. Pertemuan pertama kedua pemimpin negara ini digelar di Universitas Federal Timur Jauh di Pulau Russky di Vladivostok.
Selain pertama kali mengunjungi Rusia sejak berkuasa pada 2011, Kim juga pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar negeri sejak terpilih kembali sebagai ketua Komisi Urusan Negara pada awal April lalu. Kepada Putin, Kim mengatakan AS telah mengambil sikap sepihak dan beriktikad buruk selama KTT di Hanoi. Situasi di Semenanjung Korea sekarang tersendat dan mencapai titik yang kritis serta bisa kembali pada keadaan semula.
"Ini karena AS mengambil sikap sepihak dengan iktikad yang buruk pada pembicaraan KTT DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea) kedua baru-baru ini," kata dia, dilansir Sputnik News mengutip laporan KCNA, Jumat (26/4).
Ikuti Whatsapp Channel Republika
