Sabtu 27 Apr 2019 10:00 WIB

Kepolisian Sri Lanka Buru 140 Orang Terkait ISIS

Serangan di Sri Lanka menjadi yang terbesar jika benar dilakukan ISIS.

Rep: Puti Almas/ Red: Friska Yolanda
Rumah pelaku pengeboman di gereja dan hotel di Sri Lanka.
Foto: ABC News
Rumah pelaku pengeboman di gereja dan hotel di Sri Lanka.

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Kepolisian Sri Lanka melakukan pencarian terhadap 140 orang yang diduga terkait dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Tindakan itu dilakukan stelah adanya pernyataan kelompok militan tersebut, bahwa mereka berada di balik serangan bom besar-besaran yang terjadi pada 21 April lalu. 

Serangkaian pengeboman terkoordinasi telah menargetkan tiga gereja dan tiga hotel di Ibu Kota Kolombo pada pekan lalu. Setidaknya 253 orang tewas dan 500 lainnya terluka dalam peristiwa ini. 

Sebagian besar korban tewas dalam serangan bom terkoordinasi ini adalah warga Kristiani yang sedang menghadiri ibadah kebaktian paskah. Selain itu, 35 warga asing, di antaranya berasal dari Jepang, Belanda, Cina, Inggris, Amerika, dan Portugis juga berada diantara korban tewas. 

National Thowheeth Jama’ath (NTJ) diketahui sebagai kelompok berideologi teroris dan telah dituding berada di balik serangan tersebut. Meski demikian, pihak berwenang Sri Lanka menyatakan tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan kelompok atau organisasi teroris asing karena melihat skala besarnya insiden tersebut. Pemerintah negara itu juga telah meminta bantuan internasional untuk melakukan penyelidikan. 

Sebelumnya, Pemerintah Australia mengkonfrimasi bahwa pelaku serangan bom Sri Lanka didukung oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Laporan ini muncul diikuti dengan klaim kelompok militan tersebut yang mengatakan berada di balik insiden dan mendistribusikan video yang memperlihatkan pemimpin NTJ, Mohamed Zahran berjanji setia kepada ISIS.

Meski demikian, ISIS tak memberikan bukti yang mendukung klaim kelompok itu atas serangan bom di Sri Lanka. Tetapi, ini akan menjadi serangan ISIS yang terbesar jika mereka benar melakukannya di negara Asia Selatan tersebut. 

Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa sekitar 140 orang di negara itu telah diidentifikasi memiliki hubungan dengan ISIS. Ia menegaskan bahwa pihak berwenang memiliki kemampuan maksimal untuk mengendalikan kekuatan ISIS di negara Asia Tengah tersebut. 

“Polisi akan menangkap mereka,” ujar Sirisena dilansir Independent, Sabtu (27/4). 

Menurut laporan, hampir 10 ribu personel militer Sri Lanka di seluruh wilayah negara tersebut untuk melakukan pencarian terhadap orang-orang terkait kejahatan terorisme. Mereka juga melakukan pengamanan di sejumlah tempat umum, khususnya rumah-rumah ibadah yang saat ini dianggap rentan terhadap bahaya. 

Badan keagamaan Islam di Sri Lanka, All Ceylon Jamiyathul Ullama menghimbau umat Islam untuk melakukan sholat di rumah sementara waktu. Muslim di negara itu diminta untuk mengamankan diri terlebih dahulu. 

Saat ini polisi telah menahan 76 orang, termasuk di antaranya warga asing dari Suriah dan Mesir dalam penyelidikan terkait serangan bom tersebut. Sebelumnya, sembilan orang dikonfirmasi menjadi pelaku bom bunuh diri, termasuk pemimpin NTJ dan salah satunya adalah seorang perempuan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement