Ahad 05 May 2019 00:41 WIB

Presiden Sri Lanka Bersumpah akan Basmi Terorisme

Maithripala Sirisena berjanji akan membuat semua teroris di Sri Lanka menyerah.

Tentara Sri Lanka kembali ke markas mereka setelah melakukan operasi mencari bahan peledak dan tersangka militan ISIS di Kalmunai, Sri Lanka, Senin (29/4).
Foto: AP Photo/Gemunu Amarasinghe
Tentara Sri Lanka kembali ke markas mereka setelah melakukan operasi mencari bahan peledak dan tersangka militan ISIS di Kalmunai, Sri Lanka, Senin (29/4).

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena mengatakan pasukan keamanan akan membasmi terorisme dan memulihkan stabilitas sebelum pemilihan presiden yang dijadwalkan akhir tahun ini. Ia berjanji akan membuat seluruh militan, yang terkait dengan serangan-serangan bunuh diri pada Ahad Paskah, bertekuk lutut.

"Pemilihan-pemilihan tak dapat ditunda, karena itu sebelum pemilihan saya akan membawa stabilitas dan saya akan basmi terorisme," kata Sirisena kepada Reuters dalam wawancara pada Sabtu (4/5). "Kami sudah mengidentifikasi semua anggota aktif kelompok itu dan sekarang dalam proses menangkap mereka," Maithripala melanjutkan.

Presiden itu mengatakan ada 25 hingga 30 anggota aktif yang terkait pengeboman-pengeboman dan mereka masih buron dan bahwa dia meyakini IS berada di belakang serangan-serangan 21 April. Pejabat Sri Lanka pada Selasa pekan lalu mengatakan, pasukan keamanan tetap mempertahankan siaga tinggi setelah intelijen melaporkan bahwa gerilyawan garis keras sedang merencanakan serangan susulan menjelang bulan suci Ramadan.

Kepala divisi keamanan menteri (MSD), dalam surat yang dilayangkan kepada anggota parlemen dan lembaga keamanan lainnya menyebutkan kemungkinan akan terjadi serangan pada Ahad atau Senin oleh militan berseragam militer. Tidak ada serangan yang terjadi pada Ahad dan Senin namun keamanan di seluruh Sri Lanka, yang mayoritas warganya beragama Budha, ditingkatkan, dengan penangkapan sejumlah tersangka garis keras, sejak serangan 21 April di sejumlah hotel mewah dan gereja yang menewaskan lebih dari 250 orang, termasuk 40 warga asing.

"Keamanan masih siaga tinggi dalam beberapa hari lantaran militer dan polisi masih melacak para tersangka," kata pejabat intelijen kepolisian, Selasa pekan lalu.

Sumber pemerintah lainnya mengungkapkan kepada Reuters bahwa, sebuah dokumen telah disebar-luaskan ke sejumlah lembaga keamanan utama, yang menginstruksikan semua polisi dan pasukan keamanan di seluruh negara pulau Samudera Hindia untuk tetap siaga tinggi. Sebab, gerilyawan diprediksikan akan melancarkan serangan sebelum Ramadan.

Sri Lanka mulai menjalankan ibadah puasa pada 6 Mei. Pemerintah setempat melarang kaum perempuan untuk mengenakan burka di bawah Undang-undang Darurat yang diberlakukan pascaserangan Ahad Paskah.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement