Ahad 05 May 2019 19:32 WIB

Netanyahu Perintahkan Militer Israel Terus Gempur Gaza

PM Israel memerintahkan militer melancarkan serangan besar-besaran ke Gaza

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.
Foto: Ronen Zvulun/Pool Photo via AP
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan militer Israel untuk terus melancarkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza. Ia meminta kelompok perlawanan di wilayah yang diblokade tersebut ditumpas.

Dilaporkan laman Sputnik, Ahad (5/5), perintah Netanyahu itu segera direspons dengan pengerahan armada tank dan artileri ke perbatasan Gaza-Israel. Hal itu diharapkan memperkuat pasukan yang telah dikerahkan di wilayah tersebut.

Pada Sabtu lalu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah meluncurkan serangan udara ke Gaza. “IDF menghantam sekitar 60 sasaran semalam dan sekitar 200 sasaran sejak dimulainya eskalasi ketegangan. Serangan udara di Gaza sedang berlangsung,” kata IDF dalam pernyataan resminya.

Menurut IDF, beberapa target yang terhantam serangan udara mereka adalah gedung tempat intelijen militer Hamas dan kantor keamanan umum Gaza. Kantor milik kantor berita Turki, Anadolu Agency, juga turut menjadi sasaran serangan.

IDF menyebut serangan udara terhadap Gaza dilakukan setelah adanya serangan roket oleh kelompok Hamas dan Jihad Islam. Sedikitnya enam warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan tersebut, satu di antaranya adalah seorang ibu yang sedang mengandung.

Sejak Maret 2018, situasi di Gaza, khususnya di dekat perbatasan dengan Israel telah memanas. Hal itu dipicu oleh digelarnya aksi bertajuk Great March of Return oleh warga Palestina di sana.

Dalam aksi itu mereka menuntut Israel mengembalikan lahan dan tanah yang didudukinya pasca Perang 1967 kepada para pengungsi Palestina. Selain itu warga Palestina juga menyuarakan protes atas keputusan AS memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem. 

Namun aksi demonstrasi yang berlangsung di sepanjang perbatasan Gaza-Israel itu direspons secara represif oleh Israel. Mereka menembaki para demonstran dengan peluru tajam.

Sebanyak 189 warga Palestina tewas sepanjang aksi Great March of Return dilaksanakan. Sementara sekitar 6.016 lainnya mengalami luka ringan dan berat. PBB telah menyatakan bahwa tindakan Israel terhadap para demonstran Great March of Return merupakan kejahatan perang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement