Sabtu 04 May 2019 09:06 WIB

Serangan Udara Israel Tewaskan Dua Anggota Hamas

Israel meluncurkan serangan udara ke Jalur Gaza pada Jumat, menewaskan anggota Hamas.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Aksi Great Return March Palestina.
Foto: Dok Aman Palestin-Indonesia
Aksi Great Return March Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Militer Israel dilaporkan meluncurkan serangan udara di Jalur Gaza dan membuat dua orang yang berasal dari Hamas tewas pada Jumat (3/5). Selain itu, dua warga sipil Palestina juga tewas akibat bentrokan yang terjadi di wilayah perbatasan.

Militer Israel mengatakan, sekitar 5.200 warga Palestina melakukan aksi unjuk rasa di sepanjang perbatasan. Mereka menuntut diakhirinya blokade yang dilakukan oleh Israel dan Mesir.

Selain itu, warga Palestina juga meminta hak kembali ke tanah mereka yang dijajah menyusul didirikannya Israel pada 1948. Pada akhir Maret tahun lalu, aksi protes yang dikenal sebagai Great March of Return telah menewaskan 200 warga Palestina akibat bentrokan dengan pasukan keamanan Israel.

Hingga saat ini, sekitar dua juta warga Palestina yang tinggal di Gaza menderita akibat blokade ekonomi yang dilakukan Israel dan Mesir. Selain itu, dipotongnya bantuan asing baru-baru ini membuat angka pengangguran di wilayah itu menjadi 52 persen.

Israel mengatakan, blokade diperlukan untuk menghentikan serangan Hamas. Selama ini, kelompok itu telah berperang melawan Israel dalam tiga dekade terakhir.

Sebelumnya, Mesir pernah membantu melakukan mediasi dan membujuk Israel untuk mencabut beberapa pembatasan. Di antaranya adalah di bidang pendistribusian barang serta orang-orang yang akan melakukan perjalanan keluar dan memasuki Gaza.

Termasuk juga memperluas zona memancing bagi warga Gaza di Mediterania. Namun, Israel mengurangi zona tersebut pada pekan ini, dengan alasan adanya serangan roket dari wilayah itu.

Sementara itu, Hamas juga mengkonfirmasi bahwa dua anggotanya tewas dan tiga lainnya mengalami luka-luka. Serangan udara Israel dilakukan di salah satu lokasi yang menjadi basis faksi politik Palestina tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement