Ahad 28 Apr 2019 05:51 WIB

Diancam AS, Turki Tetap Lanjutkan Pembelian Rudal dari Rusia

Pembelian rudal guna meningkatkan kapasitas keamanan Turki.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Andri Saubani
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat meresmikan bandara baru di Turki, Senin (29/10).
Foto: AP Photo/Emrah Gurel
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat meresmikan bandara baru di Turki, Senin (29/10).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, akan melanjutkan pembelian sistem rudal S-400 dari Rusia. Hal itu dilakukan guna meningkatkan kapasitas keamanannya.

Erdogan mengaku tak merisaukan Amerika Serikat (AS) yang mengancam akan menjatuhkan sanksi jika Turki membeli S-400. "Kami memiliki perbedaan pendapat yang serius dengan AS mengenai akuisisi S-400," katanya, dilaporkan laman Sputnik, Sabtu (27/4).

Terlepas dari perkataan pihak lain, yang terpenting bagi Erdogan adalah keamanan negaranya. "Kami akan mengambil langkah-langkah untuk mengeringkan rawa terorisme di Suriah dan akan melanjutkan pembelian S-400 serta bala bantuan keamanan serupa," ujar Erdogan.

Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar sempat mengomentari ancaman AS yang hendak menjatuhkan sanksi jika negaranya membeli sistem rudal S-400 dari Rusia. Menurut dia, ancaman tersebut tak relevan karena Turki bukan musuh AS.

"Turki jelas bukan musuh AS," kata Akar saat berbicara pada konferensi AS-Turki di Washington pada 15 April lalu. Dia mengatakan, pembeliaan sistem rudal S-400 oleh negaranya seharusnya tidak boleh dipertimbangkan dalam ruang lingkup sanksi AS yang dirancang untuk membidik musuh-musuh Washington.

Di sisi lain, keputusan Ankara untuk membeli sistem rudal Rusia tidak menyurutkan komitmen Turki dalam aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara. "Saya ingin menegaskan kembali bahwa tidak ada perubahan dalam komitmen Turki untuk NATO," ujar Akar.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan bahwa Turki dapat menghadapi aksi balasan jika membeli sistem rudal S-400 dari Rusia. Hal itu dapat dilakukan Pemerintah AS di bawah undang-undang sanksi yang dikenal sebagai Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CATSAA).

Washington menilai, pembelian sistem rudal S-400 oleh Turki dapat membahayakan keamanan pesawat F-35 yang dibuat Lockheed Martin Corp. Pada awal April, AS menghentikan pengiriman peralatan yang terkait dengan pesawat F-35 ke Turki. Hal itu menjadi pertanda dan langkah konkret AS pertama yang berpotensi memblokir penjualan jet kepada Ankara.

Rusia dan Turki telah menyetujui kesepakatan pembelian sistem rudal S-400. Turki telah mengatakan akan menerima sistem rudal tersebut pada Juli mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement