Rabu 08 May 2019 11:03 WIB

Menlu AS Lakukan Kunjungan Mendadak ke Irak

Pompeo mengadakan pertemuan dengan sejumlah pemimpin Irak.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Washington.
Foto: AP Photo/Sait Serkan Gurbuz
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo melakukan kunjungan mendadak ke Ibu Kota Baghdad, Irak, Selasa (7/5). Kunjungan ini dianggap mendadak karena sebelumnya tak ada pengumuman apa pun mengenai hal ini.

Dalam kunjungan tersebut, Pompeo mengadakan pertemuan dengan sejumlah pemimpin Irak. Mereka melakukan pembicaraan mengenai sejumlah isu dan perkembangan di kawasan regional, serta ketegangan dengan Iran.

Baca Juga

Bebricara setelah pertemuan, Pompeo mengatakan bahwa ia melakukan kunjungan mendadak ke Irak karena masalah Iran. Menurutnya, Iran telah meningkatkan aktivitas di Timur Tengah, menyusul langkah AS yang melarang ekspor minyak Iran.

Pompeo mengatakan para pemimpin Irak berjanji melindungi kepentingan AS. Hal itu karena ini semua adalah bagian dari tanggung jawab mereka.

Dalam sebuah pernyataan melalui jejaring sosial Twitter, Menteri Luar Negeri Irak Mohammed al-Hakim mengatakan ia telah ikut serta dalam dua pertemuan penting. Pertama adalah yang diadakan Pompeo dan Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi, serta kedua antara Pompeo dan Presiden Irak Barham Salih.

“Kami telah membahas hubungan bilateral dan perkembangan keamanan terbaru di kawasan, serta upaya kontra-terorisme,” tulis al-Hakim menanggapi hasil dua pertemuan tersebut, tanpa perincian lebih lanjut, Selasa (7/5).

Pompeo melakukan kunjungan ke Irak setelah secara tiba-tiba membatalkan kunjungannya ke Jerman pada waktu yang sama. Kunjungan ini dilakukan menyusul ketegangan dengan Iran, setelah babak terbaru sanksi yang dikeluarkan untuk negara Timur Tengah tersebut.

Beberapa waktu lalu, Presiden AS Donald Trump memutuskan tidak mengeluarkan kembali keringanan sanksi bagi importir besar untuk terus membeli minyak pada Iran. Seharusnya, sanksi tersebut dijadwalkan berakhir pada awal bulan ini. Namun, upaya itu dilakukan untuk meningkatkan tekanan pada Iran.

AS juga telah meningkatkan aktivitas militer di Timur Tengah dengan alasan adanya indikasi ancaman Iran. Pada awal pekan ini, Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan mengatakan tim penyerang dan pengebom akan didatangkan ke kawasan tersebut.

Penasihat keamanan nasional AS John Bolton sebelumnya mengatakan kelompok dan satuan tugas pembom akan didatangkan ke Timur Tengah, untuk mengirim pesan ke Iran. Tetapi, sama seperti Shanahan, ia juga tak memberikan perincian mengenai laporan intelijen yang mendasari mengapa tindakan itu perlu dilakukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement