Rabu 08 May 2019 17:21 WIB

Netanyahu Khawatir Iran Keluar dari Kesepakatan Nuklir

Iran berencana keluar dari sebagian kesepakatan nuklir 2015.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.
Foto: Reuters/ISNA/Hamid Forootan/Files
Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak Iran yang mengumumkan hendak menarik diri dari sebagian kesepakatan nuklir 2015 yang ditandatangani enam negara. Hal itu dikatakan Netanyahu dalam kesempatan pidato kebangsaan peringatan Memorial Day di Mount Herzl, Yerusalem, Rabu (8/5) waktu setempat.

Netanyahu menolak niat Iran untuk mengurangi komitmennya dalam kesepakatan nuklir yang dicapai dengan sejumlah negara kekuatan dunia pada 2015. "Kami tidak akan membiarkan Iran memperoleh senjata nuklir. Kami akan terus memerangi mereka yang akan membunuh kami," kata Netanyahu seperti dilansir Haaretz, Rabu (8/5).

Baca Juga

Teheran mengumumkan langkah yang dimaksudkan Netanyahu pada Rabu pagi. Presiden Iran Hassan Rohani mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi, bahwa negaranya akan kembali memperkaya uranium pada tingkat tinggi dalam waktu 60 hari, jika kekuatan dunia tidak menghormati janji yang mereka buat dalam pakta tersebut.

Dalam kesempatan pidato kebangsaan, Netanyahu mengenang para pahlawan. Menurutnya, pasukan maupun rakyat Israel yang gugur dalam perang adalah manusia berharga. 

Netanyahu berbicara setelah sirene dua menit berbunyi dan berhenti untuk memberi penghormatan kepada para tentara yang tewas dalam pertempuran dan orang-orang yang terbunuh dalam serangan teror.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement