Kamis 09 May 2019 17:21 WIB

Warga Gaza Butuh Ruang Rawat Tambahan di RS Indonesia

Masyarakat diharap bantuannya untuk pembangunan tahap terkini RS Indonesia di Gaza.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Hasanul Rizqa
Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Sarbini Abdul Murad bersama Head Of Fundraising Division Luly Larissa dan Presidium MER-C Arief Rachman (dari kiri) memaparkan pendapat saat berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Kamis (9/5).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Sarbini Abdul Murad bersama Head Of Fundraising Division Luly Larissa dan Presidium MER-C Arief Rachman (dari kiri) memaparkan pendapat saat berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Kamis (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) telah membangun Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza, Palestina. Namun, warga setempat masih membutuhkan penambahan sarana dan prasarana untuk di RS Indonesia. Sebab, jumlah masyarakat Palestina di Gaza yang harus dirawat di sana terus bertambah banyak.

MER-C segera merespons kebutuhan warga Palestina. Dalam sebulan belakangan ini, MER-C telah meningkatkan bangunan RS Indonesia di Gaza. RS Indonesia yang tadinya memiliki dua lantai dan satu basement, kini sedang dalam pembangunan lantai ketiga dan keempat. Renovasi ini akan menambah kapasitas ruang perawatan.

Baca Juga

Presidium MER-C dr Arief Rachman menuturkan, RS Indonesia di Gaza setara dengan RS kategori A di Tanah Air. RS Indonesia memiliki empat kamar bedah dan ruang intensive care unit (ICU). Ruangan itu memiliki 10 tempat tidur yang dilengkapi alat bantu napas.

"RS Indonesia juga memiliki ruangan rawat inap yang dilengkapi 80 kasur, punya CT scan generasi terbaru 120 slash, ini masih mesin terbaik yang ada di Gaza," kata Arief saat diwawancarai di Kantor Harian Republika, Jakarta, Kamis (9/5).

Bagaimanapun, pihaknya masih memerlukan penambahan fasilitas layanan kesehatan di RS Indonesia. Sebab, kebutuhan warga Palestina terus bertambah seiring dengan eskalasi perjuangan mereka melawan penjajahan Israel.

Berdasarkan pengalaman, lanjut Arief, pada 2016 hingga tahun ini, pemerintah Palestina sudah bisa memetakan kebutuhan warga di bidang kesehatan. Ketika MER-C datang membawa ide dan rencana menambah bangunan RS Indonesia, otoritas setempat menyambut gembira dan langsung memaparkan ihwal kebutuhan dasar warga kepada lembaga kemanusiaan ini.

Misalnya, kebutuhan akan ruang rawat inap yang lebih banyak. Sebab, dalam situasi konflik, banyak korban yang tak cukup dilayani karena ruang perawatan di RS penuh.

"Operasi bisa dan lain-lain bisa dilakukan di RS Indonesia, tapi pas pasien mau menjalani perawatan tidak bisa. Kondisi seperti ini yang cukup mengganggu (membuat prihatin), akhirnya korban harus dirujuk ke RS Al-Shifa di Gaza," ujarnya.

Arief menyampaikan, pembangunan RS Indonesia tahap kedua akan menambah ruang untuk perawatan. Ruangan tersebut kurang lebih akan memiliki 80 hingga 100 unit tempat tidur pasien.

Pihaknya juga akan membangun ruangan ICU khusus untuk anak-anak. Nantinya, RS Indonesia di Gaza juga akan dilengkapi dengan ruang endoskopi.

MER-C pun mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk membantu pembangunan tahap kedua RS Indonesia tersebut. Sebab, bangsa Palestina di Gaza sangat membutuhkannya. Bagi mereka, rakyat Indonesia adalah sahabat yang selalu mendukung perjuangan melawan zionis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement