Rabu 15 May 2019 18:58 WIB

Israel Bangun Hampir 20 Ribu Unit Rumah di Wilayah Palestina

Pembangunan rumah Israel di wilayah Palestina dalam waktu 10 tahun terakhir.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Foto: EPA
Pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah membangun hampir 20 ribu unit rumah di wilayah Palestina yang diduduki. Pembangunan dilakukan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Dilaporkan laman Middle East Monitor, Rabu (15/5), organisasi pemantau anti-permukinan Israel, Peace Now, mengatakan sejak 2009 hingga akhir 2018, pemerintahan Netanyahu telah membangun 19.336 unit rumah baru di wilayah Palestina. Tahun lalu, Pemerintah Israel mengizinkan pembangunan 2.100 unit rumah baru di Tepi Barat.

Baca Juga

Jumlah tersebut meningkat sekitar sembilan persen karena rata-rata rumah yang dibangun Israel setiap tahun sejak 2009 mencapai 1.935 unit. Dari hampir 20 ribu rumah yang telah dibangun, 2.206 unit di antaranya tidak hanya ilegal menurut hukum internasional, tapi juga hukum Israel.

Berdasarkan data yang dirilis Biro Pusat Statistik Israel, sejak akhir 2008 hingga akhir 2017, setidaknya terdapat 120.518 pemukim yang telah pindah ke rumah-rumah di wilayah pendudukan tersebut. Menurut Peace Now Israel memang sudah tak malu atau canggung lagi untuk memperluas pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Palestina.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengatakan pada PBB bahwa ada lebih dari 600 ribu pemukim Israel yang saat ini tinggal di Tepi Barat. Hal itu menjadi bukti bahwa Tel Aviv memang berniat mencaplok wilayah yang diduduki itu. 

Kendati demikian, al-Maliki menegaskan bahwa Palestina masih berkomitmen terhadap solusi dua negara. "Terlepas dari ketidakadilan yang sedang berlangsung ini, kami tetap berkomitmen untuk perdamaian dan aturan hukum internasional. Mengapa? Karena itu satu-satunya jalan ke depan," ucapnya dikutip laman Anadolu Agency

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement