Jumat 17 May 2019 12:58 WIB

Kekhawatiran Muslim India di Bawah Pemerintahan Modi

Seorang pedagang Muslim India di Assam dipaksa memakan daging babi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Muslimah India berdoa pada hari kelahiran Nabi Muhammad (Mauilid Nabi) di Kashmir India, Kamis (21/11).
Foto:
Keluarga Muslim yang menjadi korban kekerasan etnik di kamp pengungsi Desa Bhot Gaon, Kokrajhar, Assam, India.

Partai mendukung ideologi nasionalis Hindu dan beberapa tokoh seniornya menyerukan negara Hindu. Namun, para pemimpin partai telah berulang kali menekankan mereka bukan antiminoritas.

Belum lama ini, Menteri Penerbangan Sipil Jayant Sinha mengatakan, dia telah mendanai biaya hukum untuk sekelompok orang yang dikenai hukuman mati karena membunuh pedagang sapi Muslim pada 2017. Sinha yang merupakan anggota BJP mengatakan, dia membantu para terpidana karena yakin mereka tidak bersalah.

Aktivis politik Arundhati Roy, yang telah menjadi kritik vokal pemerintah BJP, menggambarkan tindakan semacam ini sebagai teror outsourcing. Menurutnya, kelompok main hakim sendiri dapat melakukan kejahatan seperti itu karena mereka dilindungi dari atas.

"Bukan hanya para pemimpin yang harus kita perhatikan. Apa yang terjadi pada pikiran orang-orang yang terus-menerus diberi kebencian semacam ini akan menjadi sulit," ujar Roy.

Juru bicara BJP Nalin Kohli menolak pernyataan kebijakan partainya telah berkontribusi pada peningkatan kejahatan rasial. Dia menuding laporan PBB dan hak asasi manusia bertujuan membangun narasi yang tidak ada.

Kohli menekankan, di bawah pemerintahan Modi, BJP telah memberikan kesejahteraan kepada semua agama dan tidak membeda-bedakan. Salah satu janji manifesto partai dalam pemilu kali ini adalah menghapus semua imigran Bangladesh ilegal yang tinggal di India.

BJP mempertahankan kebijakan yang hanya ditujukan untuk imigran ilegal. Tetapi ada ketakutan nyata kebijakan itu dapat digunakan untuk mengusir umat Islam. Selain itu, partai juga menjanjikan amnesti bagi sebagian orang Hindu, Budha, Sikh, Kristen, Parsis, dan Jain, tetapi umat Islam dikecualikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement