Kamis 16 May 2019 07:44 WIB

Donald Trump akan Kunjungi Korsel untuk Bahas Nuklir Korut

Donald Trump juga akan membahas hubungan bilateral AS dan Korsel.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saat upacara penyambutan kedatangan Trump di Istana Biru di Seoul, Selasa (7/11).
Foto: Kim Hong-ji/Pool Photo via AP
Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saat upacara penyambutan kedatangan Trump di Istana Biru di Seoul, Selasa (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan terbang ke Korea Selatan (Korsel) untuk bertemu dengan Presiden Moon Jae-in pada akhir Juni. Kunjungan Trump tersebut, bersamaan dnegan perjalanannya ke Jepang untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang dijadwalkan pada 28-29 Juni. 

Dilaporkan Korea Times, Kamis (16/5), Kantor kepresidenan Korsel, Cheong Wa Dae, mengatakan kedua pihak telah sepakat untuk membahas jadwal terperinci melalui konsultasi lebih lanjut. Juru bicara Cheong Wa Dae, Ko Min-jung mengatakan, kedua pemimpin berencana untuk membahas perdamaian permanen di Semenanjung Korea melalui denuklirisasi Korea Utara (Korut), dan memperkuat hubungan bilateral. 

Baca Juga

Rencana pertemuan antara Trump dan Moon juga telah diumumkan oleh Gedung Putih. Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan, Presiden Trump dan Presiden Moon akan melanjutkan koordinasi dalam upaya mencapai denuklirisasi final Korut. 

"Kedua pemimpin juga akan membahas cara-cara untuk memperkuat hubungan bilateral dan persahabatan antara kedua negara," ujar Sanders. 

Trump terakhir melakukan perjalanan ke Korea Selatan pada November 2017. Perjalanan itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan atas uji coba senjata nuklir dan rudal balistik Korut yang berpotensi mampu menyerang AS. Moon melakukan perjalanan ke Washington bulan lalu untuk mengadakan pembicaraan dengan Trump dan berupaya menghidupkan kembali perundingan denuklirisasi yang mengalami kebuntuan. 

Sebelumnya, Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un mengadakan pertemuan puncak kedua di Vietnam pada Februari, untuk bernegosiasi mengenai denuklirisasi. Namun, negosiasi tersebut berakhir tanpa kesepakatan.

Ketegangan kembali muncul ketika Korut menembakkan proyektil, termasuk rudal jarak pendek ke Laut Timur pada 4 Mei dan 9 Mei lalu. Sementara, pada pekan lalu, AS mengumumkan untuk pertama kalinya menyita kapal kargo Korut yang diduga membawa ekspor batu bara. Hal ini melanggar sanksi AS yang dijatuhkan kepada Korut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement