Senin 27 May 2019 16:32 WIB

Donald Trump Setujui Pernyataan Kim Jong-Un

Kim Jong-un mengkritik calon presiden AS Joe Biden.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu di Vietnam, Rabu (27/2).
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu di Vietnam, Rabu (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump setuju dengan pendapat Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Kantor berita Korut, KCNA, menyebut mantan wakil presiden dan kandidat calon presiden AS Joe Biden sebagai orang yang memiliki IQ rendah. 

Trump sedang melakukan kunjungan empat hari ke Jepang. Dalam konferensi pers yang ia lakukan dengan Perdana Menteri Jepang Abe Shinzo, Trump ditanya tentang pernyataan Kim tersebut. 

Baca Juga

"Berdasarkan rekam jejaknya mungkin, saya pikir saya setuju dengannya dalam hal itu," jawab Trump, Senin (27/5). 

Trump ditanya mengapa ia memilih berada di pihak diktator tersebut daripada mantan wakil presiden Barack Obama. Associated Press menulis, ada tradisi pemimpin atau calon pemimpin Amerika menghindari membicarakan isu partisan di negara asing. 

Trump juga berpihak pada Kim Jong-un tentang uji coba misil yang dilakukan Korut baru-baru ini. Trump mengatakan, ia mengetahui penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Bolton berpikir uji coba yang dilakukan Korut itu melanggar resolusi PBB. 

Namun, Trump mengatakan, ia melihat hal tersebut secara berbeda dan itu tidak masalah. Trump mengatakan, Kim Jong-un mungkin berusaha menarik perhatian dengan melakukan uji coba misil jarak pendek. 

KCNA mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut yang mengatakan bahwa menghentikan uji coba misil berarti mengorbankan hak Korut untuk mempertahankan diri. Pekan lalu Bolton mengatakan, uji coba misil Korut baru-baru ini "tidak diragukan lagi" telah melanggar resolusi PBB. 

Bolton memang kerap menjadi incaran kritik Korut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut menambahkan, Bolton lebih banyak bekerja untuk menghancurkan kedamaian dan keamanan daripada menjaganya. 

"Bolton mengambil isu latihan militer yang biasa dilakukan angkatan bersenjata kami sebagai pelanggaran 'resolusi' Dewan Keamanan PBB, ini sangat bodoh," kata juru bicara itu, seperti dikutip KCNA.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement