Ahad 09 Jun 2019 02:34 WIB

Dua Pemimpin Pemberontak di Sudan Dilaporkan Ditangkap

Penangkapan dilakukan setelah dua pemimpin pemberontak bertemu dengan PM Ethiopia.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andri Saubani
Pasukan keamanan Sudan menggiring warga sipil di Khartoum, Sudan, Senin (3/6). Pasukan keamanan Sudan membubarkan paksa kamp pemrotes.
Foto: AP Photo via AP video
Pasukan keamanan Sudan menggiring warga sipil di Khartoum, Sudan, Senin (3/6). Pasukan keamanan Sudan membubarkan paksa kamp pemrotes.

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Dua pemimpin pemberontak Sudan dilaporkan ditangkap, Sabtu (8/6) pagi waktu setempat. Penangkapan tersebut dilakukan tak lama setelah dua pemimpin tersebut bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Ethiopia Abiy Ahmed yang berusaha menjadi penengah di tengah krisis di negara tersebut.

Ahmed pada Jumat (7/6) mendesak penguasa militer Sudan dan opodisi untuk berani mencoba menyetujui langkah-langkah menuju demokrasi sejak penggulingan Presiden Sudan Omar al-Bashir pada April 2019 lalu. PM Ethiopia kemudian berkunjung setelah pasukan Sudan menyerbu kamp protes di luar Kementerian Pertahanan Sudan di Khartoum.

Baca Juga

Ahmed kemudian menawarkan mediasi setelah aliansi oposisi Pasukan Deklarasi Kemerdekaan dan Perubahan (DFCF) yang berunding dengan Dewan transisi militer Sudan (TMC) tentang siapa yang bakal memimpin di masa transisi bubar terkena serangan. Dia kemudian mengklaim pembicaraan mediasi berjalan dengan baik dan dia akan kembali ke Sudan. TMC berterima kasih pada upaya Ahmed yang telah melakukan mediasi.

"Keterbukaan dan keinginan untuk negosiasi mencapai pemahaman yang akan mengarah pada konsensus nasional dan mengarah pembentukan transisi demokrasi," kata TMC seperti dikutip kantor berita negara SUNA.

Namun, dua tokoh oposisi yang ada di pertemuan tersebut yaitu sekretaris jenderal Pergerakan-Utara Pembebasan Rakyat Sudan (SPLM-N) Ismail Jallab dan juru bicara kelompok bersenjata Mubarak Ardol ditahan beberapa jam kemudian. Sebenarnya, penahanan ini bukan hal yang baru.

Penangkapan Jallab dan Ardol terjadi beberapa jam setelah anggota oposisi DFCF Mohammad Esmat yang juga ditahan setelah dia bertemu dengan Ahmed. Kemudian pada Rabu lalu, wakil kepala SPLM-N Yasir Arman ditahan oleh petugas keamanan di rumahnya di Khartoum. Padahal, Arman kembali dari pengasingan setelah Bashir digulingkan.

"Ini merupakan tanggapan dari dewan militer (TMC) yang menolak upaya mediasi perdana menteri Ethiopia," kata seorang pemimpin DFCF Khalid Omar Yousef kepada Reuters. Kendati demikian, TMC belum memberikan komentar mengenai penangkapan ini. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement