Sabtu 15 Jun 2019 09:13 WIB

36 Orang Tewas Dalam Gelombang Panas di India

Musim panas kali merupakan gelombang panas terpanjang dalam sejarah modern India.

Rep: Muhammad Riza / Red: Esthi Maharani
Korban gelombang panas India dirawat di RS New Delhi
Foto: nypost
Korban gelombang panas India dirawat di RS New Delhi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Juru bicara Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional India (NDMA), Anshu Priya mengatakan, setidaknya 36 tewas dalam musim panas tahun ini. Pada musim panas kali merupakan gelombang panas terpanjang dalam sejarah modern India.

Sebagaimana dilansir CNN, Jumat (14/6), hawa panas telah melanda India sejak 30 hari yang lalu. Khususnya terjadi di wilayah Utara dan Tengah India. Suhu udara di New Delhi mencapai 48 derajat celsius (118 derajat Fahrenheit) pada Senin (10/6). Suhu tersebut tercatat sebagai yang tertinggi di bulan Juni.

Di sebelah Barat Rajshtan, tepatnya di Churu. Temperatur udara tercatat lebih dari 50 derajat Celcius (122 derajat Fahrenheit), Sabtu (1/6). Tertundanya musim hujan menjadikan musik panas tersebut berlarut-larut. Hujan tiba tujuh hari lebih lambat di bagian Selatan India, tepatnya pada Sabtu (8/6). Sedangkan bagian Utara India masih menunggu musim hujan tiba.

Salah satu peneliti di Institut Meteorologi Tropis India mengatakan, gelombang panas menjadi semakin sering dan intens. Pada musim panas 2016, NDMA meluncurkan beberapa langkah mitigasi dampak gelombang panas yang mematikan. Beberapa langkah yang pernah diambil adalah, membuka tempat penampungan tunawisma, menyesuaikan jam kerja pemerintah, mendirikan kios-kios air minum, dan mengecat atap rumah dengan warna putih untuk mengurangi panas.

Hasilnya, India mampu menurunkan angka kematian secara dramatis. Pada gelombang panas tahun 2015, tercatat setidaknya 2.400 orang tewas. Sedangkan pada gelombang panas tahun berikutnya, 250 orang meninggal dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement