Selasa 18 Jun 2019 11:46 WIB

Sejumlah Pejabat Turki Berduka Atas Meninggalnya Mursi

Mursi dianggap sebagai seorang pemimpin yang memiliki keberanian.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Muhammad Mursi
Foto: ABCNews
Muhammad Mursi

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Para pejabat pemerintahan Turki mengungkapkan rasa belasungkawa atas meninggalnya mantan presiden Mesir Muhammad Mursi. Dia dianggap sebagai seorang pemimpin yang memiliki keberanian.

"Presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis Muhammad Mursi yang digulingkan melalui kudeta berdarah di depan mata seluruh dunia meninggal di ruang sidang. Semoga dia beristirahat dalam damai," kata Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki Fahrettin Altun melalui akun Twitter-nya, Senin (17/6), dikutip laman Anadolu Agency.

Baca Juga

Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul turut mengutarakan rasa duka atas meninggalnya Mursi melalui Twitter pribadinya. "Saudaraku, kamu bebas! Semoga Anda beristirahat dalam damai! Semoga Allah mengistirahatkan jiwamu!" ujarnya.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan memori tentang perjuangan Mursi tidak akan pudar dengan kepergiannya. "Kudeta menyeretnya pergi dari kekuasaan, tapi ingatan tentangnya tidak akan dihapus dari hati kita. Umat tidak akan melupakan sikap tegasnya. Beristirahatlah dengan tenang Mursi," kata Cavusoglu.

Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop juga menyatakan kesedihan mendalam atas mangkatnya Mursi. "Belasungkawa kepada rakyat Mesir, dunia Islam, dan semua orang yang tertindas. Saya yakin perjuangannya dan hidupnya akan membimbing mereka yang mengikutinya," ucapnya.

"Mursi adalah pemimpin hebat yang memiliki keberanian berdiri di sisi legitimasi. Mursi dipenjara, tapi lebih bebas daripada mereka yang memenjarakannya," kata Sentop.

Mursi meninggal saat sedang menjalani persidangan pada Senin lalu. Di ruang sidang, dia sempat pingsan. Beberapa saat kemudian, dia dinyatakan meninggal.

Terdapat enam dakwaan yang harus dihadapi Mursi dalam persidangan itu, antara lain pembunuhan dan mata-mata untuk Qatar, Hizbullah serta Hamas. Dia juga dituduh terlibat terorisme. Semua dakwaan itu diyakini banyak pihak bermotif politik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement