Ahad 16 Jun 2019 19:35 WIB

Vladimir Putin Sayangkan Adanya Perang Dagang

Putin menekankan perlunya memulihkan kepercayaan dan aturan kerja sama ekonomi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Endro Yuwanto
Vladimir Putin
Foto: EPA/Alexey Nikolsky
Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin menyayangkan perang dagang yang sedang berlangsung di dunia. Menurut dia, upaya bersama diperlukan guna memulihkan kepercayaan di antara negara-negara di seluruh dunia.

"Sayangnya, perang dagang berkecamuk di seluruh dunia, pada kenyataannya, pertempuran terakhir sedang berlangsung, yang melibatkan intimidasi dan upaya untuk menghilangkan pesaing melalui metode non-pasar. Hari ini upaya kolektif kita untuk menemukan jalan keluar dari situasi itu penting," kata Putin saat berbicara di Conference on Interaction and Confidence-Building Measures in Asia (CICA), di Dushanbe, Tajikistan pada Sabtu (15/6), dilaporkan laman kantor berita Rusia, TASS.

Putin menekankan perlunya memulihkan kepercayaan dan membangun aturan kerja sama ekonomi yang adil. Hal itu dimulai dengan melindungi sektor sosial dan kemanusiaan dari sanksi dagang serta ekonomi.

Pada kesempatan itu, Putin menyinggung tentang pentingnya kerja sama ekonomi dengan negara-negara Asia. Menurutnya, Asia merupakan salah satu kawasan yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi global. Rusia memberi perhatian khusus pada bidang kerja sama ini.

Putin menerangkan, pada 2015 anggota CICA telah membentuk dewan bisnis atas inisiatif Rusia. Sementara, memorandum kerja sama antara perusahaan kecil dan menengah telah disiapkan menjelang pertemuan puncak di Dushanbe.

"Kami menyerukan untuk meningkatkan perdagangan dan meninggalkan proteksionisme serta sanksi tidak sah, termasuk pembatasan dan hambatan bermotivasi politik. Kami bertekad meningkatkan investasi dan kerja sama industri berdasarkan aturan WTO serta menghormati kepentingan masing-masing," tutur Putin.

Putin mencatat gagasan untuk menghubungkan proses integrasi yang terjadi dalam Uni Ekonomi Euarasia (EAEU), ASEAN, Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), dan inisiatif One Belt One Road Cina, didukung oleh negara-negara CICA. "Pendekatan semacam itu adalah untuk kepentingan bersama," ujarnya.

Sebelumnya, Putin telah melayangkan kritik kepada Amerika Serikat (AS) terkait kebijakannya yang "menyerang" perusahaan telekomunikasi asal Cina, Huawei. Menurut Putin tindakan agresif yang ditujukan AS kepada Huawei tidak hanya dapat memicu perang dagang, tapi juga konflik sesungguhnya.

Putin menuding Pemerintah Washington menerapkan egoisme ekonomi yang tidak terkendali. Kampanye AS untuk membujuk negara-negara agar tak menggunakan produk Huawei dan menjegal proyek pipa gas dari Rusia ke Eropa menjadi manifestasi dari hal itu.

"Negara-negara yang sebelumnya mempromosikan perdagangan bebas dengan persaingan jujur dan terbuka telah mulai berbicara dalam bahasa perang perdagangan serta sanksi, tentang perampokan ekonomi terbuka menggunakan taktik memutarbalikkan dan menakut-nakuti untuk menghilangkan pesaing, menggunakan apa yang disebut metode non-pasar," kata Putin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement