Kamis 20 Jun 2019 01:08 WIB

Serangan Tanker, AS Kirim Pasukan Tambahan ke Timur Tengah

Sebanyak 1.000 pasukan tambahan Amerika dikerahkan ke Timur Tengah

Rep: deutsche-welle/ Red:
Rilis
Rilis

Sebanyak 1.000 pasukan tambahan dikerahkan ke Timur Tengah untuk apa yang disebut AS sebagai "perilaku mengancam Iran". Militer AS mengatakan hari Senin (17/6) pengiriman pasukan tambahan dilakukan atas alasan kekhawatiran tentang ancaman dari Iran setelah serangan terhadap dua tanker di Teluk Oman pekan lalu.

"Amerika Serikat tidak mencari konflik dengan Iran," kata Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan. Dia selanjutnya mengatakan bahwa "serangan-serangan Iran baru-baru ini menguatkan hasil intelijen yang dapat dipercaya dan kredibel yang kami terima atas perilaku bermusuhan oleh pasukan Iran dan kelompok-kelompok proksi mereka yang mengancam personel dan kepentingan Amerika Serikat di seluruh wilayah. "

1.000 pasukan tambahan itu akan bergabung dengan 1.500 tentara yang dikirim pada Mei lalu setelah serangkaian serangan serupa terhadap beberapa tanker di Kawasan Teluk. AS dan sekutunya di kawasan menuduh Iran berada dibalik serangan-serangan gelap itu.

Pentagon rilis "bukti-bukti baru"

Sebelumnya, Departemen Pertahanan AS Pentagon merilis beberapa foto baru yang disebutnya membuktikan bahwa pasukan Iran berada di balik serangan terhadap dua tanker di Teluk Oman, Kamis lalu (13/6). Teheran berulang kali membantah hal itu.

Menurut Pentagon, foto-foto itu diambil dari sebuah helikopter Angkatan Laut dan menunjukkan personel Garda Revolusi Iran mengeluarkan sebuah ranjau dari dekat tanker Kokuka Courageous milik Jepang. Foto kedua menunjukkan lubang besar di sisi tanker Jepang itu, yang menurut AS disebabkan oleh ranjau lain.

"Iran bertanggung jawab atas serangan berdasarkan bukti video dan kemampuan serta kapasitas yang diperlukan untuk dengan cepat menghilangkan ranjau yang tidak meledak," kata Pentagon. Pekan lalu, militer AS sudah merilis video yang katanya membuktikan kesalahan Iran.

Inggris juga mengatakan, penyelidikan pihaknya juga menguatkan dugaan bahwa Iran terlibat dalam serangan itu. Namun Uni Eropa mendesak semua pihak agar lebih berhati-.hati sebelum melompat ke sebuah kesimpulan.

Iran: AS lakukan "pemerasan nuklir"

Iran mengatakan hari Senin (17/6) bahwa pihaknya akan segera melaksanakan kembali pengayaan uranium dan menuduh Washington melakukan "pemerasan nuklir."

"Kami telah melipatgandakan tingkat pengayaan (uranium) dan bahkan meningkatkannya baru-baru ini, sehingga dalam 10 hari akan melewati batas 300 kg," kata Behrouz Kamalvandi, juru bicara Organisasi Energi Atom Iran.

Presiden AS Donald Trump Mei lalu memutuskan secara sepihak menarik diri dari Kesepakatan Atom Iran yang ditandatangani tahun 2015 dan kembali memberlakukan sanksi ekonomi. Sejak itu, Teheran menuntut agar butir-butir kesepakatan ditaati, jika tidak Iran akan memulai lagi program nuklirnya. Iran menuduh AS sengaja meningkatkan ketegangan dengan mengirim pasukan dan armada perang ke Kawasan Teluk.

hp/vlz (afp, rtr, dpa)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement