Jumat 21 Jun 2019 18:20 WIB

Donald Trump Tawarkan Pembicaraan dengan Iran

Donald Trump membatalkan perintah serangan militer AS ke Teheran, Iran.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump
Foto: AP Photo/Susan Walsh
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan menawarkan pembicaraan kepada Pemerintah Iran. Hal itu terjadi setelah Trump disebut memerintahkan militer AS menyerang Teheran, tapi kemudian membatalkannya menjelang eksekusi.

Para pejabat Iran mengatakan Trump telah mengirim pesan kepada Pemerintah Iran. "Dalam pesannya, Trump mengatakan dia menentang setiap perang dengan Iran dan ingin berbicara dengan Teheran tentang berbagai masalah," kata salah satu pejabat senior Iran pada Jumat (21/6). 

Baca Juga

Menurut dia, Trump enggan menunggu respons terlalu lama atas tawarannya. "Dia memberi waktu singkat untuk tanggapan kami, tapi tanggapan langsung Iran adalah bahwa hal itu tergantung pada pemimpin tertinggi (Ayatollah Ali) Khamenei untuk memutuskan tentang masalah ini," ujarnya. 

Namun, seorang pejabat Iran lainnya mengungkapkan bahwa Khamenei menentang setiap pembicaraan dengan AS. "Tapi pesan (Trump) itu akan disampaikan kepadanya untuk membuat keputusan," kata dia. 

New York Times melaporkan bahwa Trump telah menyetujui serangan militer terhadap Iran. Itu menjadi respons AS setelah pesawat nirawaknya ditembak jatuh oleh Teheran pada Kamis (20/6). 

Menurut New York Times, mengutip seorang pejabat senior, pesawat tempur dan kapal perang AS telah ditempatkan pada posisi. Mereka hanya menunggu instruksi untuk melancarkan serangan terhadap Iran. 

Serangan rencananya dilaksanakan pada Jumat dini hari. Hal itu guna meminimalkan risiko bagi warga sipil Iran. Namun Trump membatalkan rencana serangan itu pada menit-menit akhir menjelang pelaksanaan. 

Saat ini masih belum diketahui apakah AS akan melanjutkan niatnya menyerang Iran. Namun, Otoritas Penerbangan Federal AS telah memerintahkan agar para maskapai di negaranya tak melintasi wilayah udara Teheran di atas Selat Hormuz dan Teluk Oman. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement