Selasa 25 Jun 2019 12:10 WIB

Gelombang Panas 40 derajat Celsius Terjang Eropa

Anak-anak dan orang tua diimbau tidak keluar rumah sementara waktu.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Seorang anak mendinginkan diri di sebuah air mancur di Milan, Italia, Senin (24/6). Gelombang panas ekstrem mulai menerjang Eropa.
Foto:
Seorang anak mendinginkan diri di sebuah air mancur di Milan, Italia, Senin (24/6). Gelombang panas ekstrem mulai menerjang Eropa.

Pakar dari badan metereologi Meteo-France, Emmanuel Demael mengatakan gelombang panas di Eropa kali ini tak pernah terjadi sejak 1947. Pada tahun itu, rekor suhu tertinggi sepanjang masa terjadi di banyak wilayah Prancis. Saat itu, suhu di malam hari tidak turun dari 20 derajat Celsius.

Dengan kondisi cuaca panas ekstrem ini, ujian sekolah di Prancis juga ditunda hingga pekan depan. Gelombang panas yang terakhir kali terjadi di negara tersebut dan dikenal cukup mematikan terjadi pada Agustus 2003, di mana hampir 15 ribu orang, khususnya orang usia lanjut usia meninggal.

Di Italia, gelombang panas yang disebut paling intens dalam satu dekade sedang berlangsung. Banyak rumah sakit di negara itu mengatakan telah bersiap menghadapi kemungkinan datangnya pasien dengan penyakit terkait suhu ekstrem tersebut.

Kementerian Kesehatan Italia juga telah menyarankan para dokter dari pasukan militer negara itu bersiap karena kemungkinan kurangnya jumlah tenaga medis. Suhu di Italia dalam satu pekan terakhir telah mencapai 37 derajat hingga 40 derajat Celsius.

Sejumlah wilayah yang terdampak suhu ekstrem tersebut diantaranya adalah Roma, serta Florence, Bologna, Milan, dan Turin. Diperkirakan sejumlah kota lainnya juga dapat mengalami gelombang panas di akhir Juni ini.

Kemudian di Jerman, rekor suhu panas mencapai 38,2 derajat Celsius sepanjang Juni ini. Ini adalah rekor sejak terakhir kalinya pada 1947 melanda Frankfurt. Menurut Sabine Kruger dari dinas metereologi Jerman (DWD), suhu diperkirakan dapat meningkat pada akhir pekan ini, mencapai 39 derajat hingga 40 derajat Celsius di Frankfurt, termasuk juga di Ibu Kota Berlin yang mencapai 37 derajat Celsius.

DWD pada awal pekan ini memperingatkan warga melakukan tindakan pencegahan ekstra karena perkiraan panas ekstrem dan radiasi UV yang tinggi dalam beberapa mendatang. Ia meminta agar orang-orang tidak berada di luar ruangan dalam waktu lama antara pukul 11.00 hingga 15.00.

Selain itu, orang-orang yang berada di Jerman perlu menggunakan tabir surya, kacamata hitam, dan topi. Kelompok perlindungan hewan juga memperingatkan pemilik hewan peliharaan menghindari meninggalkan anjing atau kucing di dalam mobil tanpa pengawasan.

Di Swiss, Meteo Swiss mengeluarkan peringatan panas tingkat empat atau sama dengan sangat berbahaya  untuk beberapa negara bagian. Bandan tersebut memperingatkan suhu dapat mencapai lebih dari 33 derajat Celsius, serta kemungkinan mencapai 37 derajat atau bahkan 39 derajat Celsius di beberapa wilayah dari Selasa (25/6) hingga Kamis (27/6).

Gelombang panas juga nampaknya akan menyasar hingga negara-negara Skandinavia. Diantaranya adalah Denmark dan Swedia yang mengalami suhu antara 30 derajat hingga 35 derajat Celsiusdalam beberapa hari terakhir.

Badan Lingkungan Eropa mengatakan prakiraan cuaca dengan rentang yang lebih panjang menunjukkan suhu musim panas sepanjang Juli dan Agustus diperkirakan lebih tinggi pada tahun ini. Padahal, pada tahun lalu, para ilmuwan mengatakan gelombang panas telah menyebabkan peningkatan angka kematian, penurunan dramatis dalam hasil panen, penutupan pembangkit listrik tenaga nuklir, hingga kebakaran hutan di dalam Lingkaran Arktik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement