Senin 24 Jun 2019 14:00 WIB

ABC Meminta Dokumen yang Disita Polisi Federal Australia Dikembalikan

Red:
abc news
Foto: abc news
abc news

Lembaga penyiaran publik Australia ABC telah meminta agar Kepolisian Federal Australia (AFP) mengembalikan semua dokumen yang disita ketika polisi mendatangi kantor ABC di Sydney beberapa minggu lalu.

Penggeledahan kantor ABC

Tanggal 5 Juni lalu, beberapa staf AFP mendatangi kantor ABC di Ultimo, Sydney, dengan surat perintah penggeledahan guna mencari dokumen berkenaan dengan liputan yang dibuat ABC sebelumnya yang dikenal dengan nama Afghan Files.

Sekarang ABC meminta kepada Pengadilan Federal untuk menyatakan surat penggeledahan itu sebagai tidak sah.

ABC juga meminta keputusan agar AFP tidak bisa mengakses dokumen yang sudah disita, yang saaat ini masih berada dalam amplop tertutup.

Direktur pelaksana ABC David Anderson mengatakan lembaga itu menggugat keabsahan surat penggeledahan 'karena hal ini menganggu tugas kebebasan melakukan komunikasi politik'.

Anderson mengatakan penting sekali ada keputusan pengadilan yang perlu diketahui warga Australia dan ABC berusaha melindungi kerja wartawannya dalam tugasnya memberikan informasi kepada publik.

Dalam laporan Afghan Files yang dibuat oleh dua wartawan investigatif ABC Dan Oakes dan Sam Clark terungkap adanya pembunuhan ilegal dan tindakan melanggar aturan yang dilakukan pasukan khusus Australia di Afghanistan.

Laporan itu dibuat berdasarkan ratusan halaman dokumen dari Departemen Pertahanan yang dibocorkan kepada ABC.

Surat penggeledahan itu dialamatkan kepada Dan Oakes, Sam Clark dan Direktur Pemberitaan ABC Gaven Morris.

Di hari penggeledahan, petugas AFP didampingi oleh beberapa teknisi komputer dan mencari data yang dimiliki oleh ABC selama lebih dari delapan jam.

Dari ribuan files yang ditemukan, hanya sekitar 100 files yang dianggap relevan oleh AFP.

Menurut David Anderson, AFP sudah memberikan jaminan bahwa mereka tidak akan mengakses dokumen yang disita sampai pengadilan memberikan keputusan.

"ABC akan menggunakan berbagia cara dalam beberapa minggu ke depan untuk membela tindakan wartawan kami, dan mencari upaya hukum guna melindungi kemampuan media untuk melaporkan hal yang berkenaan dengan kepentingan publik," kata Anderson.

Kedua wartawan ABC Dan Oakes dan Sam Clark juga mengeluarkan pernyataan bersama.

"Kami menghargai dukungan yang kami terima dari ABC, dari teman-teman, dan juga komunitas lainnya," kata mereka.

"Sampai saat ini, di saat penyelidikan AFP mengenai kerja jurnalisme kami masih berlangsung, kami tidak bisa memberikan komentar lebih lanjut."

Sidang pengadilan mengenai kasus ini diperkirakan baru akan diselenggarakan akhir Juli atau awal Agustus.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement