Senin 01 Jul 2019 09:41 WIB

Polisi Gunakan Pentungan Bubarkan Pengunjuk Rasa Hong Kong

Pengunjuk rasa Hong Kong memblokir jalan

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Pengunjuk rasa mengenakan masker ketika mereka berusaha memblokir jalan menuju lokasi peringatan kembalinya Hong Kong ke China di Hong Kong, Senin (1/7).
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Pengunjuk rasa mengenakan masker ketika mereka berusaha memblokir jalan menuju lokasi peringatan kembalinya Hong Kong ke China di Hong Kong, Senin (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Polisi di Hong Kong menggunakan semprotan merica dan pentungan untuk membubarkan pengunjuk rasa yang memblokir jalan-jalan utama, Senin dini hari (1/7).

Dilansir di Aljazirah, wilayah semi-otonomi Cina tersebut telah mengalami protes besar dalam beberapa pekan terakhir terkait RUU ekstradisi kontroversial. RUU tersebut memungkinkan tersangka dikirim ke Cina untuk diadili.

Baca Juga

Lebih dari satu juta pemrotes turun ke jalan-jalan kota dua kali bulan lalu. Mereka meminta RUU itu dihapus secara permanen.

Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menangguhkan RUU kontroversial bulan lalu karena reaksi publik. Akan tetapi, pengunjuk rasa menuntut pengunduran dirinya serta membatalkan dakwaan terhadap demonstran yang ditangkap dalam beberapa pekan terakhir.

Ketegangan kembali terjadi di Hong Kong pada Senin setelah kelompok-kelompok kecil yang kebanyakan kaum muda memblokir jalan. Barisan polisi antihuru-hara dengan helm dan perisai menghadapi pengunjuk rasa di Fenwick Pier Street.

Adapun Demonstrasi yang berlangsung merupakan wujud terbaru dari kekhawatiran yang berkembang Cina menekan kebebasan, dan budaya kota dengan bantuan para pemimpin pusat keuangan yang pro-Beijing. Meskipun Hong Kong dikembalikan dari pemerintahan Inggris ke Cina pada 1 Juli 1997, Hong Kong masih dikelola secara terpisah di bawah pengaturan yang dikenal sebagai 'satu negara, dua sistem'.

Aktivis pro-demokrasi telah mengorganisasi pawai peringatan. Mereka menyerukan kebebasan demokratis yang lebih besar, seperti hak untuk memilih pemimpin.

Mereka telah mengumpulkan banyak orang dalam beberapa tahun terakhir. Ini termasuk pendudukan dua bulan pada 2014, akan tetapi gagal memenangkan konsesi apa pun dari Beijing. Protes tahun ini datang dengan latar belakang protes anti-pemerintah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Demonstrasi telah berubah menjadi gerakan yang lebih luas terhadap pemerintahan Lam dan Beijing.

Lam diperkirakan akan menghadiri upacara pengibaran bendera di bagian depan pelabuhan pada Senin pagi. Ini menandai saat Hong Kong kembali ke pangkuan Cina pada 22 tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement