Selasa 02 Jul 2019 20:56 WIB

Israel Klaim Perbaiki Hubungan dengan Oman

Israel menyebut perbaikan hubungan dengan Oman bisa cairkan hubungan dengan Arab.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Sultan Qaboos dari Oman (kiri) menerima Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Muscat, Oman, Jumat (26/10).
Foto: Israeli Prime Minister's Office via AP
Sultan Qaboos dari Oman (kiri) menerima Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Muscat, Oman, Jumat (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Kepala badan intelijen Israel (Mossad) Yossi Cohen mengklaim bahwa negaranya telah memperbarui hubungan dengan Oman. Ia menyebut hal itu menjadi peluang untuk mencairkan hubungan dengan negara-negara Arab lainnya.

“Baru-baru ini, pembaruan hubungan formal dengan Oman diumumkan dan pembentukan kantor perwakilan kementerian luar negeri (Israel) di negara itu,” kata Cohen dalam sebuah konferensi di Herzilya, Tel Aviv, pada Senin (1/7), dilaporkan laman Al Araby.

Menurut dia, hal itu hanya ujung yang terlihat dari upaya rahasia yang jauh lebih luas. Pernyataannya mengacu kepada upaya Israel membuka dan menjalin hubungan diplomatik resmi dengan beberapa negara Arab. “Kami belum memiliki perjanjian damai resmi dengan mereka, tapi sudah ada komunalitas kepentingan, kerja sama luas, dan saluran komunikasi terbuka,” ujar Cohen.

Cohen menilai, iklim saat ini menghadirkan peluang yang pernah terjadi sebelumnya. “Mungkin yang pertama dalam sejarah Timur Tengah untuk mencapai pemahaman regional yang dapat mengarah pada perjanjian damai komprehensif,” ucapnya.

Kementerian Luar Negeri Israel masih belum memberikan komentar terkait pernyataan Cohen. Oman pun belum menanggapi hal tersebut. 

Israel dan Oman telah setuju membuka kantor perwakilan perdagangan pada era 1990-an. Namun pada 2000, kesultanan Teluk menutup kantor tersebut menyusul terjadinya peristiwa intifada Palestina kedua.

Kemudian pada Oktober tahun lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara mengejutkan mengadakan pembicaraan dengan Sultan Oman Qaboos di Muscat. Hal tersebut cukup dicemaskan Palestina. Ia khawatir Oman akan melakukan normalisasi hubungan dengan Tel Aviv.

Pekan lalu, Oman mengumumkan akan membuka kedutaan di wilayah Palestina guna mendukung perjuangan rakyatnya. Namun, pejabat senior Palestina Hanan Ashrawi memperingatkan Oman agar tidak menggunakan kedutaan barunya sebagai langkah untuk membangun hubungan formal dengan Israel. “Jika ini memiliki harga politik yang melekat, maka tentu akan ada konsekuensi,” kata Ashrawi.

Hingga kini Israel memang tak memiliki hubungan diplomatik dengan negara-negara Arab, kecuali Yordania dan Mesir. Hubungan dengan kedua negara itu pun disandarkan pada adanya kepentingan bersama, yakni terkait Jalur Gaza dan Tepi Barat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement