Rabu 10 Jul 2019 09:50 WIB

Iran: Pangkalan AS di Teluk dalam Jangkauan Rudal Kami

Ketegangan Iran-AS telah meningkat tajam setelah AS keluar dari kesepakatan nuklir.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
(Ilustrasi) Rudal jarak menengah Iran, Zolfaghar, ditampilkan di sebuah jalan saat demonstrasi.
Foto: EPA/ABEDIN TAHERKENAREH
(Ilustrasi) Rudal jarak menengah Iran, Zolfaghar, ditampilkan di sebuah jalan saat demonstrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Komandan Pengawal Revolusi Iran, Hossein Nejat mengatakan, pangkalan regional dan kapal induk Amerika Serikat (AS) di Teluk berada dalam jangkauan rudal Iran. Pernyataan tersebut dilaporkan oleh kantor berita Tasnim di tengah meningkatnya ketegangan antara Teheran dan Washington.

"Pangkalan Amerika berada dalam jangkauan rudal kami. Rudal kami akan menghancurkan kapal induk mereka jika mereka melakukan kesalahan. Amerika sangat menyadari konsekuensi dari konfrontasi militer dengan Iran," ujar Nejat, Rabu (10/7).

Baca Juga

Ketegangan antara Iran dan AS telah meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir, setahun setelah AS keluar dari kesepakatan nuklir 2015. Ketegangan antara kedua negara semakin intensif sejak peristiwa kerusakan kapal tanker minyak yang terjadi di Teluk.

AS menuding Iran menjadi dalang atas kerusakan kapal tanker tersebut. Namun, Iran membantah tudingan AS itu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjawab ancaman Iran tersebut. Netanyahu mengklaim, pesawat jet tempur siluman F-35 dapat menjangkau negara mana saja di Timur Tengah, termasuk Iran dan Suriah.

"Iran baru-baru ini mengancam kehancuran Israel, dan harus ingat pesawat-pesawat ini dapat mencapai setiap tempat di Timur Tengah, termasuk Iran dan tentu saja Suriah," ujar Netanyahu dilansir Aljazirah

Netanyahu telah menjadi kritik vokal terhadap kesepakatan nuklir yang dilakukan oleh beberapa kekuatan dunia dan Iran pada 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Di bawah perjanjian itu, Iran setuju untuk mengurangi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement