Senin 01 Jul 2019 08:37 WIB

Erdogan Sebut Ada Bayaran untuk Tutupi Pembunuhan Khashoggi

Erdogan mengatakan beberapa aspek pembunuhan masih disembunyikan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat meresmikan bandara baru di Turki, Senin (29/10).
Foto: AP Photo/Emrah Gurel
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat meresmikan bandara baru di Turki, Senin (29/10).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan beberapa orang membayar uang untuk menutupi masalah pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi. Hal ini dilaporkan stasiun televisi NTV, Senin (1/7). Namun Erdogan, yang berbicara kepada wartawan setelah KTT G20 di Osaka, Jepang, tidak menjelaskan lebih lanjut perihal masalah ini.

Berbicara sebelumnya di puncak, Erdogan mengatakan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman harus mengungkap pembunuh kolumnis Washington Post tersebut. Ia mengatakan, beberapa aspek pembunuhan masih disembunyikan.

Baca Juga

Sebelumnya, Sekretaris negara Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo tidak membahas pembunuhan Khashoggi dalam pertemuan dengan raja Saudi pada akhir bulan lalu. Hal ini merupakan tanda terbaru pemerintahan Presiden AS Donald Trump berusaha menghentikan pokok pembicaraan.

Pompeo mengatakan melalui Twitter ia telah melakukan pertemuan produktif dengan Raja Salman untuk membahas ketegangan yang meningkat di kawasan dan kebutuhan meningkatkan keamanan maritim di selat Hormuz. "Kebebasan navigasi adalah yang terpenting," kata dia.

Ditanya tentang pembantaian dan pemotongan Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul Oktober lalu, seorang pejabat senior departemen luar negeri yang bepergian dengan Pompeo mengatakan masalah itu tidak muncul.

Trump mengatakan ia telah berbicara dengan putra mahkota Saudi, Mohammed bin Salman pada akhir bulan lalu, tetapi pembahasan pembunuhan Khashoggi tidak muncul dalam diskusi itu. Trump berusaha menyangkal pertanyaan lebih lanjut tentang pembunuhan itu. Trump mengungkapkan Iran membunuh lebih banyak orang.

Sebuah laporan yang dikeluarkan awal bulan lalu oleh penyelidik khusus PBB, Agnes Callamard, mengatakan ada bukti yang dapat dipercaya bahwa putra mahkota Saudi memikul tanggung jawab atas pembunuhan itu.

Laporannya juga menemukan penyelidikan Saudi dan Turki terhadap pembunuhan itu gagal memenuhi standar internasional. Pelapor PBB menyerukan penyelidikan lanjutan, dan agar kejahatan tersebut diadili oleh pengadilan khusus.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement