Rabu 10 Jul 2019 23:10 WIB

Sanksi Baru AS atas Hizbullah Berarti Serangan untuk Lebanon

Hizbullah menilai sanksi tersebut tidak berpihak pada Lebanon.

Pejuang Hizbullah yang beroperasi di Suriah selatan.
Foto: Reuters
Pejuang Hizbullah yang beroperasi di Suriah selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT— Sanksi baru AS terhadap Hizbullah, termasuk dua anggota Parlemen Lebanon, merupakan serangan terhadap negeri itu dan Parlemennya

Pernyataan ini disampaikan Ketua Parlemen Nabih Berri di Beirut, pada Rabu (10/7). "Itu adalah serangan terhadap Parlemen dan akibatnya menjadi serangan terhadap seluruh Lebanon," kata Berri, sekutu Syiah Hizbullah, di dalam satu pernyataan, sebagaimana dilansir Reuters. 

Baca Juga

Kementerian Keuangan AS menjatuhkan sanksi atas tiga pejabat senior dari Hizbullah, yang didukung Iran, pada Selasa (9/7), yaitu Amin Sherri dan Muhammad Raad, keduanya anggota Parlemen Lebanon  serta Wafiq Sada, yang mengkoordinasikan lembaga keamanan Lebanon.

Sanksi tersebut menandai untuk pertama kali Kementerian Keuangan AS telah membidik seorang anggota Parlemen Lebanon berdasarkan daftar sanksi yang ditujukan pada mereka yang dituduh mendukung organisasi teroris. 

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan sanksi itu adalah bagian dari upaya untuk menangkal "pengaruh korup" Hizbullah di Lebanon. Washington memgklasifikasi Hizbullah, gerakan militer dan politik Syiah yang bersenjata berat dan memiliki pengaruh kuat di Lebanon, sebagai organisasi teroris.

Obligasi luar negeri Lebanon, yang didominasi dolar AS, merosot dan biaya jaminan utangnya naik pada Rabu, setelah sanksi tersebut.Sementara itu, kontrak swap (CDS) lima-tahun melonjak 17 basis point (bps) dari penutupan Selasa 925 bps, kata IHS Markit. 

CDS terakhir diperdagangkan di tingkat itu pada Januari, ketika kekhawatiran mengenai potensi restrukturisasi utang mengguncang penanam modal Lebanon. "Sanksi ini tidak beralasan dan tidak menguntungkan kestabilan keuangan," kata Menteri Keuangan Ali Hassan Khalil, pembantu senior Berri, pada Selasa (9/7) malam dalam satu wawancara televisi. 

"Lebanon dan semua banknya berkomitmen pada peraturan dan tak ada pembenaran sama sekali bagi peningkatan sanksi ini,” kata dia. Anggota Parlemen Hizbullah Ali Fayyad mengatakan kepada stasiun TV Lebanon Al-Jadeed tindakan tersebut adalah penghinaan buat rakyat Lebanon dan pukulan buat kedaulatan negeri itu. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement