Selasa 09 Jul 2019 19:39 WIB

Pulau Kecil di Pakistan Hilang karena Gempa

Pulau itu sebenarnya hanyalah tumpukan besar lumpur dari dasar laut.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Foto satelit yang menunjukkan pulau Zalzala Koh atau gunung gempa sebelum muncul, ketika ada, dan setelah menghilang di Pakistan. Pulau tersebut muncul akibat gempa.
Foto: NASA
Foto satelit yang menunjukkan pulau Zalzala Koh atau gunung gempa sebelum muncul, ketika ada, dan setelah menghilang di Pakistan. Pulau tersebut muncul akibat gempa.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- NASA merekam sebuah pulau kecil baru yang muncul setelah gempa bumi mematikan 2013 di Pakistan kini tenggelam kembali. Dilansir Russia Today, pulau kecil itu dikenal sebagai Zalzala Koh atau gunung gempa.

Pulau itu tercipta sebagai hasil dari letusan gunung lumpur di Samudera Hindia yang dipicu gempa bumi. Gempa berkekuatan 7,7 Skala Ritcher kala itu merupakan salah satu bencana alam terburuk yang melanda Pakistan dalam dekade terakhir. Akibat gempa, sebanyak lebih dari 800 orang meninggal.

Baca Juga

Pulau kecil itu, berukuran lebar 90 meter, panjang 40 meter, dan tinggi 20 meter, ketika pertama kali dibentuk. Para ahli menilai ukuran pulau yang kecil itu menunjukkan pulau itu tidak akan bertahan lama.

Citra satelit NASA menunjukkan pulau di lepas pantai kota Gwadar perlahan-lahan tenggelam di laut, sampai benar-benar tenggelam di bawah air pada April 2019. Meskipun tidak lagi di atas air, Zalzala Koh tetap di bawah permukaan, dan mungkin muncul lagi suatu hari nanti.

"Pulau itu sebenarnya hanyalah tumpukan besar lumpur dari dasar laut yang terdorong ke atas," ujar ahli geologi Amerika Serikat Bill Barnhart pada 2013.

Pada 2013, Advanced Land Imager (ALI) pada satelit Earth Observing-1 (EO-1) NASA pernah menangkap gambar teratas dari pulau kecil itu, yang terletak kira-kira satu kilometer di lepas pantai. Seperti sebuah gunung lumpur, pulau itu naik dari dasar laut dekat Gwadar pada 24 September 2013, tak lama setelah gempa bumi melanda sekitar 380 kilometer (230 mil) ke daratan.

Gambar yang lebih rendah, yang diperoleh oleh Operasional Land Imager di satelit Landsat 8, menunjukkan area yang sama pada 17 April 2013. "Ada lapisan gas bertekanan di titik yang dangkal dan terkubur (metana, karbon dioksida, atau sesuatu yang lain) dan cairan. Ketika lapisan ini terganggu oleh gelombang seismik (seperti gempa bumi), gas dan cairan menjadi apung dan bergegas naik ke permukaan, membawa batuan dan lumpur bersamanya," ujar Barnhart.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement